Kantor Berita Internasional Ahlulbait -ABNA- Untuk pertama kalinya sejak pecahnya perang Gaza pada Oktober 2023, pemerintah Inggris mengeluarkan visa medis bagi dua anak Palestina korban luka dari Gaza. Keputusan ini tercapai setelah 17 bulan advokasi oleh kelompok HAM dan dinilai sebagai sinyal awal perubahan sikap London terhadap krisis Gaza.
Kedatangan dua anak bernama Ghina dan Rama, yang mengalami masalah penglihatan dan pencernaan serius, disambut secara diam-diam. Meski pemerintah menyebutnya sebagai langkah individual kemanusiaan tanpa keterlibatan resmi negara, banyak pihak menilai keputusan ini bermuatan politik di tengah tekanan opini publik dan kecaman internasional terhadap agresi Israel.
Selain itu, beberapa peristiwa lain memperkuat kesan perubahan: keputusan pengadilan yang mengizinkan suaka sementara bagi keluarga Palestina, pengusiran dua anggota parlemen Inggris oleh Israel, serta kunjungan diam-diam pejabat Tel Aviv ke London. Semua ini menandai retaknya hubungan tradisional Inggris–Israel.
Dalam perkembangan lain, Inggris bersama Prancis dan Jerman mengeluarkan pernyataan bersama yang mengutuk penggunaan bantuan kemanusiaan sebagai alat tekanan oleh Israel dan menyerukan gencatan senjata segera. Meskipun belum mengubah sikap secara terbuka, pengamat menilai pemerintah Inggris mulai mengambil jarak dari posisi pro-Israel dan secara perlahan menuju pendekatan lebih seimbang di tengah tekanan internasional dan perubahan dinamika politik Eropa.
Your Comment