4 Mei 2025 - 20:59
Rezim Saudi Eksekusi Dua Warga Syiah Bersaudara dari Qatif

Rezim Saudi kembali melakukan tindakan represif terhadap komunitas Syiah dengan mengeksekusi dua bersaudara, Hasan dan Abdullah Al-Ghaith, dari kota kecil Al-Malaha, wilayah Qatif, Arab Saudi.

Kantor Berita Internasional Ahlulbait -ABNA-  Rezim Saudi kembali melakukan tindakan represif terhadap komunitas Syiah dengan mengeksekusi dua bersaudara, Hasan dan Abdullah Al-Ghaith, dari kota kecil Al-Malaha, wilayah Qatif, Arab Saudi.

Menurut laporan ABNA, eksekusi ini merupakan bagian dari rangkaian kebijakan brutal yang ditujukan untuk membungkam para pemuda Syiah, baik di dalam negeri maupun di mata dunia. Para pemerhati HAM dan organisasi internasional mengecam keras tindakan ini dan menyerukan penghentian segera eksekusi-eksekusi bermotif politik tersebut.

Para pakar HAM menegaskan bahwa eksekusi ini menambah daftar panjang pelanggaran hak asasi manusia di Arab Saudi, sekaligus memperingatkan opini publik global akan terus berlangsungnya kejahatan serupa.

Aktivis media sosial di Arab Saudi mempertanyakan diamnya masyarakat terhadap pembunuhan sistematis yang menargetkan anak-anak Qatif, Ahsa, dan komunitas Syiah lainnya. Mereka menyatakan bahwa hari ini, rezim tidak lagi hanya menggunakan pedang untuk membunuh, tetapi juga memanfaatkan “senjata sunyi”: keheningan keluarga, masyarakat, dan ketakutan yang dibungkam.

Sejak awal tahun 2025, rezim Saudi telah mengeksekusi empat pemuda lainnya tanpa diketahui publik—nama-nama mereka bahkan tidak tercatat dalam daftar tahanan politik. Seperti yang dialami oleh banyak korban dalam lima tahun terakhir, mereka ditangkap dan dieksekusi dalam diam, tanpa kampanye pembelaan, tanpa tekanan, dan tanpa jejak dalam memori publik.

“Siapa yang tidak disebut, akan mati dalam diam,” tulis para aktivis. Yang menjadi alasan utama eksekusi ini bukanlah kekuatan rezim, melainkan luasnya keheningan.

Berbeda halnya dengan para tahanan politik yang suaranya terdengar ke luar negeri—banyak dari mereka berhasil selamat dari eksekusi berkat tekanan dari aktivis dan komunitas internasional. Kini, keselamatan seorang tahanan tidak lagi bergantung pada keadilan yang memang tidak ada, melainkan pada seberapa besar suara dan tekanan yang mampu diberikan publik.

Rezim Saudi bukan hanya menargetkan mereka yang dilabeli “teroris”, tetapi siapa saja yang tidak memiliki suara. Keheningan yang dipaksakan pada keluarga, pada akhirnya menjadi bentuk keterlibatan dalam kejahatan. Hari ini, ratusan jenazah korban masih belum diketahui keberadaannya—tidak dikembalikan, tidak dimakamkan, dan tanpa kejelasan nasib.

Ini bukan hanya pembunuhan fisik, tetapi juga penghapusan simbolik: tubuh disembunyikan, nama dihilangkan, dan memori dilenyapkan.

Namun, para aktivis sipil Syiah menegaskan bahwa suara kebenaran dan keadilan tidak akan pernah padam. Jalan menuju kebebasan akan terus menyala, meski bayangan kekuasaan berusaha memadamkannya.

Your Comment

You are replying to: .
captcha