5 Maret 2025 - 06:36
Keteladanan Hidup Balqis, Ratu Saba', dalam Al-Qur'an

Karakteristik Balqis, Ratu Saba', meliputi pemerintahan yang adil, kesesuaian perilaku politik dengan hukum akal, konsultasi, dan kebijaksanaan dalam urusan pemerintahan.

Menurut Kantor Berita Internasional – ABNA – Salah satu dimensi kemajuan dalam konteks Islam menurut pandangan Ayatullah Sayid Ali Khamenei adalah gaya hidup, dan perilaku sosial. Dengan merujuk pada ayat-ayat Al-Qur'an, kita dapat melihat contoh-contoh perilaku individu dan sosial yang memiliki nilai pelajaran moral.

Di sini, kita akan membahas perjumpaan antara Balqis, Ratu Saba', dan Nabi Sulaiman as:

Tuhan Yang Maha Tinggi telah memberikan anugerah luar biasa kepada Nabi Sulaiman, yaitu bahwa dia tidak hanya seorang nabi Allah tetapi juga seorang pemimpin besar dan kuat di zamannya. Setiap kali Sulaiman as melakukan perjalanan atau duduk di takhta, pasukan dari jin, manusia, dan burung-burung mengelilinginya, yang semuanya telah dikendalikan oleh Allah.

Pada salah satu kunjungannya, ia menyadari bahwa tempat seekor burung bernama hudhud kosong. Setelah beberapa saat, hudhud hadir dan menjelaskan alasan ketidakhadirannya dengan kata-kata yang jelas, yakni membawa berita penting dari kerajaan Saba'.

Tanah ini tidak dikenal oleh Sulaiman mengenai penguasa wilayah tersebut. Hudhud memberikan informasi bahwa pertama, seorang wanita memegang tanggung jawab besar atas kepemimpinan daerah itu; kedua, jumlah dan kualitas pemerintahannya sangat mirip dengan pemerintahan Sulaiman. Ketiga, wanita tersebut memiliki takhta yang megah, yang mencerminkan kekuatan yang luas dan mendalam sebagai ciri dari sebuah pemerintahan yang tangguh. Selain itu, hudhud melaporkan bahwa mereka menyembah matahari dan sujud kepada matahari sebagai objek ibadah mereka. Sulaiman kemudian mengirim surat kepada Ratu Saba' melalui hudhud.

Setelah menerima surat tersebut, Balqis segera memanggil para menteri, komandan militer, pejabat negara, dan penasehatnya untuk mengadakan sidang darurat. Dia berkata bahwa ia telah menerima surat yang berisi masalah-masalah besar. Dalam surat itu, dia dan rakyatnya diundang untuk menyembah Tuhan Yang Esa dan menyerahkan diri kepada-Nya.

Dia ingin berkonsultasi dengan mereka. Mereka menjawab bahwa mereka adalah orang-orang perang dengan sumber daya yang melimpah dan mampu bertahan melawan musuh. Namun, Balqis menjawab bahwa menurut pendapatnya, kebijaksanaan, kehati-hatian, dan perencanaan yang matang lebih rasional. Dia menyarankan untuk menguji reaksi Sulaiman dan tidak langsung terlibat dalam perang. Jika Sulaiman adalah nabi Allah, maka mereka tidak punya kemampuan untuk melawan, tetapi jika dia adalah seorang raja, maka hadiah mereka mungkin akan diterima dan mereka bisa menaklukkan kekuasaannya melalui strategi.

Balqis mengirimkan banyak hadiah kepada Sulaiman as. Sulaiman berkata kepada utusan Balqis, "Apakah kamu ingin menarik perhatian saya dengan harta benda dunia? Jika itu tujuanmu, ketahuilah bahwa apa yang Allah berikan kepada saya jauh lebih baik dan lebih besar daripada apa yang kamu miliki." Ia melanjutkan, "Anda senang saja dengan hadiah Anda sendiri. Sekarang, kembali kepada Balqis dan para penasihatnya, dan katakan bahwa saya akan mengirim pasukan yang mereka tidak akan mampu melawan. Saya akan mengusir mereka dari kerajaan Saba' dengan kehinaan dan kelemahan."

"Katakan kepada Balqis bahwa saya hanya menginginkan iman, taat, dan penyerahan kepada Tuhan." Setelah utusan kembali dan memberitahunya bahwa Sulaiman berbeda dari raja-raja lain, Balqis sendiri berangkat menuju wilayah Sulaiman dengan pasukan yang besar.

Sebelum kedatangannya, Sulaiman telah mengambil langkah-langkah untuk menguji Balqis. Salah satunya adalah dengan memindahkan takhtanya ke istananya dan membuat beberapa perubahan pada tampilannya. Sulaiman menguji Balqis dengan pertanyaan tertentu untuk melihat apakah dia memiliki pemahaman dan kecerdasan yang cukup untuk mempercayai agama atau termasuk orang-orang yang mustahil diarahkan.

Balqis dengan jawaban logis dan cerdasnya menunjukkan bahwa dia memiliki intelektualitas, kecerdasan, dan kehati-hatian yang tinggi. Dia juga datang untuk menguji Sulaiman melalui diskusi dan perdebatan yang berlandaskan logika, dan akhirnya yakin bahwa Sulaiman as adalah utusan Allah yang sejati.

Melihat kehebatan dan kemuliaan Sulaiman serta kekuatan luar biasa yang dimilikinya, Balqis sangat terkesan oleh kepribadiannya dan menyerahkan dirinya kepada ajarannya.

Keteladanan Hidup Ratu Balqis

Beberapa komponen gaya hidup Balqis adalah sebagai berikut:

1. Pengelolaan Kerajaan Berdasarkan Akal: Balqis mengelola urusan negaranya sesuai dengan hukum akal. Oleh karena itu, meskipun menghadapi insiden besar seperti pertemuan dengan Nabi Sulaiman as, dia tidak bereaksi secara emosional. Dia menyadari bahwa jika dia memerintah melawan akal sehat, akhirnya akan merugikan dirinya sendiri.

2. Penggunaan Konsultasi: Balqis selalu setia pada prinsip konsultasi dalam urusan negara. Dia berusaha untuk memahami perspektif para penasihatnya dan menghormati pendapat mereka. Namun, jika pendapat mereka bertentangan dengan kepentingan negara, dia akan menolaknya dengan argumen yang cukup. Konsultasi ini tidak hanya memperoleh kepuasan bagi para pelaksana, tetapi juga memberikan manfaat bagi dirinya sebagai pemimpin.

3. Keputusan Rasional dan Bijaksana: Balqis menunjukkan keseimbangan pikiran, kecerdasan, dan pengaturan yang baik dalam pemerintahan. Ini tercermin ketika dia mengirim utusan ke istana Sulaiman untuk pertama kalinya guna menguji situasi. Dia tidak terburu-buru dalam mengambil keputusan tentang perang atau perdamaian dengan Sulaiman, tetapi mempertimbangkan semua aspek.

4. Kepemberanian dan Kesetiaan: Balqis memiliki keberanian, tekad yang kuat, dan semangat yang tinggi. Setelah mendengar pesan dari utusan Sulaiman, dia menyadari bahwa Sulaiman as berbeda dari raja-raja lain. Sebagai tanggapan, dia langsung berangkat ke wilayah Sulaiman untuk mempelajari kondisi secara langsung. Meskipun ada ancaman dari Sulaiman as, dia berani meninggalkan tanah airnya demi perjalanan ini.

5. Masyarakat Saba': Bangsa yang Berkembang namun Mengikuti Ajaran Lama: Menurut Al-Qur'an, Ratu dan bangsa Saba' adalah umat penyembah matahari yang makmur dengan fasilitas hidup dan sistem militer yang unggul. Secara struktural, mereka tampak lebih maju dibanding sistem Sulaiman. Namun, meski begitu, Balqis adalah seorang wanita yang damai dan berusaha menyelesaikan konflik melalui diplomasi dan hadiah. Dia mempertimbangkan program-program Sulaiman dan akhirnya menunjukkan keyakinannya dengan menerima Islam, menunjukkan bahwa dia berpikir secara rasional dan tidak melewatkan kebenaran begitu saja.

6. Intelektualitas dan Kemampuan Analisis: Balqis memiliki kecerdasan dan wawasan yang tinggi, serta kemampuan untuk memahami realitas dengan baik. Melalui ujian-ujiannya, dia berhasil keluar sebagai pemenang dan membuktikan kepada Sulaiman bahwa dia layak untuk diundang ke dalam keyakinan Tunggal.

7. Kebebasan Berpikir: Balqis adalah seorang yang memiliki keyakinan independen dan mengambil keputusan iman secara mandiri, baik ketika dia menyembah matahari maupun ketika dia beralih ke keyakinan Tunggal. Wanita yang memerintah dengan bijaksana ini memiliki pengaruh besar dalam menyebarkan keyakinannya, baik sebelum maupun setelah konversinya.

8. Ekspresi Spiritual dan Pengakuan Diri: Dalam hadapan kebenaran dan manifestasi ilahi (nabi Allah), Balqis memberikan ungkapan spiritual yang indah. Pengakuannya atas dosa dan kesadarannya tentang kelemahannya adalah puncak dari sikap rendah hati dan pengabaian diri. Di sisi lain, pengakuan atas dosa dan tobat menunjukkan keberanian dan integritas karakternya.

Sumber:
1. Al-Qur'an
2. Arsip Artikel Penelitian Baqir al-Ulum

Your Comment

You are replying to: .
captcha