Kantor Berita Ahlulbait

Sumber : Pars Today
Rabu

10 Juli 2019

07.05.09
959611

Emir Qatar, Sheikh Tamim bin Hamad Al Thani hari Senin (8/7) bertemu dengan pejabat tinggi AS, termasuk Presiden Donald Trump.

(ABNA24.com) Emir Qatar, Sheikh Tamim bin Hamad Al Thani hari Senin (8/7) bertemu dengan pejabat tinggi AS, termasuk Presiden Donald Trump.

Kunjungan Sheikh Tamim ke Amerika Serikat bisa dilihat dari dua dimensi hubungan bilateral dan internasional. Pada tingkat bilateral, perspektif geopolitik dan ekonomi tampaknya mendominasi hubungan antara kedua negara. Secara geopolitik, geografi dan sumber daya energi,  Qatar menjadi negara penting bagi Amerika Serikat.

Pangkalan Udara AS di Qatar, Al-Udeid, merupakan pangkalan udara terbesar AS di luar negaranya yang bisa menampung sekitar 11.000 tentara Amerika. Kedua negara telah mengembangkan pangkalan itu sejak tahun lalu, dan masalah ini menjadi salah satu isu utama pembicaraan antara Emir Qatar dan para pejabat AS.

Sementara itu, pemerintah Qatar juga memiliki keprihatinan geopolitik dalam hubungannya dengan Amerika Serikat. Isu yang menjadi perhatian utama Doha mengenai sikap anti-pemerintah Qatar yang ditunjukkan Arab Saudi terutama sejak Juni 2017, serta langkah-langkah destruktifnya seperti embargo Qatar.

Pemerintah AS tidak hanya gagal mengambil tindakan untuk mengurangi ketegangan antara Qatar dan empat negara Arab Saudi, UEA, Bahrain, dan Mesir, tetapi sebaliknya justru mempertahankan berlanjutnya ketegangan demi kepentinganya sendiri. Namun, pemerintah Qatar menganggap pihak AS yang mencegah aksi militer Arab Saudi terhadap Doha.

Ketegangan antara sesama negara Arab menjadi isu pembicaraan antara Sheikh Tamim dengan otoritas AS, tetapi Washington hanya akan memberikan rekomendasi yang tidak mengikat. Selain itu, eskalasi ketegangan di Teluk Persia, termasuk antara Iran dan Amerika Serikat juga menjadi fokus lain dari pembicaraan Sheikh Tamim dengan para pejabat AS.

Harian Qatar Al-Raya menulis, "Kunjungan emir Qatar ke Amerika Serikat bertepatan dengan eskalasi transformasi regional, terutama ketika krisis Qatar memasuki tahun ketiga dan ketegangan di wilayah Teluk terus berlanjut tanpa terduga. Oleh karena itu dilakukan konsultasi langsung antara Doha dan Washington untuk menjaga keamanan dan perdamaian global serta stabilitas regional,".

Dari sisi sumber daya energi, Qatar adalah salah satu pengekspor gas terbesar di dunia. Meskipun AS bukan importir gas Qatar, tapi AS telah membuka akses khusus bagi peran Qatar dalam mengatur pasar energi global.

Masalah finansial juga menjadi fokus pembicaraan emir Qatar dengan pejabat AS. Donald Trump telah menunjukkan bahwa dia melihat dunia Arab di kawasan Teluk dengan kacamata tersebut. Tampaknya,  kesepakatan militer baru akan ditandatangani antara Doha dan Washington. Statemen Trump kepada emir Qatar dalam sebuah pesta makan malam, "Anda adalah mitra yang hebat," tidak lain pujian yang bermotif kepentingan finansial.

Selain itu, masalah lain seperti isu perundingan antara pemerintah Afghanistan dan Taliban menjadi fokus lain dari pembicaraan Emir Qatar dengan para pejabat AS. Mengenai masalah ini, Mutlaq Bin Majed al-Qahtani selaku utusan khusus menlu Qatar dalam urusan pemberantasan terorisme dan mediasi konflik mengumumkan keberhasilan Konferensi Perdamaian Afghanistan di Doha, dengan mengatakan bahwa pembicaraan damai Afghanistan, yang berlangsung selama dua hari di Doha dengan mediasi Qatar dan Jerman telah berhasil.



/129