Kantor Berita Ahlulbait

Sumber : Pars Today
Sabtu

6 Juli 2019

05.02.13
958014

Mencermati Penyitaan Kapal Tanker Iran oleh Inggris

Marinir Inggris dilaporkan menghentikan sebuah kapal tanker minyak Republik Islam Iran di Gibraltar yang diklaim tengah menuju Suriah.

(ABNA24.com) Marinir Inggris dilaporkan menghentikan sebuah kapal tanker minyak Republik Islam Iran di Gibraltar yang diklaim tengah menuju Suriah.

Berbagai sumber Inggris hari Kamis (04/07) mengklaim kapal tanker Iran melanggar sanksi Amerika Serikat dan juga sanksi Uni Eropa terhadap Suriah yang diberlakukan sejak tahun 2011.

Terlepas bahwa kapal tanker Iran berada di rute yang benar dan legal serta kemana tujuannya, langkah marinir Inggris menghentikan kapal tanker ini tak ubahnya sebuah aksi perampokan dan pembajakan.

Langkah sewenang-wenang marinir Inggris menghentikan kapal tanker Iran yang dilakukan atas permintaan pemerintah Amerika sebuah langkah berbahaya.

Kelanjutan dari kebijakan semacam itu tidak akan berarti ketika sampai pada tindakan intimidasi dan ilegal di perairan internasional lainnya dengan nama bajak laut dan di level pemain resmi sebuah negara seperti Inggris akan cenderung melakukan aksi perampokan.

Juru bicara Kementerian Luar Negeri Iran, Sayid Abbas Mousavi hari Kamis malam seraya mengisyaratkan pemanggilan duta besar Inggris di Tehran ke Deplu Iran terkait penghentian kapal tanker Iran di Gibraltar mengatakan, penghentian kapal tangker minyak Iran ilegal, memicu tensi dan langkah berbahaya.

Penerapan sanksi trans-teritorial sebuah langkah ilegal yang diambil Amerika terhadap Iran dan penghentian kapal tanker Iran di Gibraltar juga mengindikasikan kepatuhan Inggris terhadap pendekatan destruktif Amerika.

Setelah keluar secara sepihak dari kesepakatan nuklir JCPOA pada 8 Mei 2018, Amerika memulihkan kembali sanksi ilegal nuklir terhadap Iran dan mengancam negara lain untuk tidak membeli minyak dari Tehran.

Langkah Inggris mematuhi sanksi trans-teritorial Amerika terjadi ketika sebelumnya Uni Eropa senantiasa menentang sanksi tersebut. Pembenaran langkah destruktif dan sepihak tidak akan membantu supremasi hukum di tingkat dunia dan hanya sekedar menambah eskalasi tensi.

Penyitaan kapal tanker Iran oleh marinir Inggris dan dukungan pemerintah London atas aksi pembajakan ini kembali menunjukkan bahwa Eropa lemah dihadapan Amerika dan tidak mampu mengambil keputusan secara independen.

Selain itu, gangguan di proses perdagangan minyak Iran melalui kebijakan yang diumumkan Eropa tidak selaras dengan jaminan terhadap konsesi ekonomi Iran di JCPOA.

Berdasarkan JCPOA, Iran harus dapat menjual minyaknya tanpa gangguan dan uang hasil penjualan tersebut masuk ke Iran. Jaminan siklus ini merupakan arti sejati dari INSTEX.

Seperti yang ditekankan Presiden Iran Hassan Rouhani hari Rabu (3/7) saat sidang kabinet, INSTEX yang berongga sama sekali tidak bermanfaat dan pemasukan uang hasil penjualan minyak ke Iran harus dijamin Eropa.

Selama beberapa hari ini ketika Eropa berdiri di bawah bayang-bayang INSTEX dan mendukung JCPOA, langkah ilegal Inggris menyita kapal tanker minyak Iran yang berlayar secara legal dan sesuai rute pastinya memiliki makna lain.



/129