Kantor Berita Ahlulbait

Sumber : Pars Today
Selasa

2 Juli 2019

06.56.53
957031

Ketika Trump Menekankan Peningkatan Arsenal Nuklir AS

Salah satu kebijakan utama Donald Trump, Presiden Amerika Serikat di bidang militer adalah memperkuat kemampuan nuklirnya. Di bawah kendali Trump, pemerintah Amerika Serikat mengalokasikan anggaran besar yang dikhususkan untuk memodernisasi persenjataan nuklir.

(ABNA24.com) Salah satu kebijakan utama Donald Trump, Presiden Amerika Serikat di bidang militer adalah memperkuat kemampuan nuklirnya. Di bawah kendali Trump, pemerintah Amerika Serikat mengalokasikan anggaran besar yang dikhususkan untuk memodernisasi persenjataan nuklir.

Donald Trump, dalam sikap terakhirnya pada hari Minggu, 30 Juni, mengatakan negaranya berusaha untuk meningkatkan persenjataan nuklirnya dan membangun senjata baru. Presiden Amerika Serikat di hadapan pasukan AS di pangkalan udara Osan dekat Seoul, ibukota Korea Selatan mengatakan, "Kami sedang membangun kembali dan menyempurnakan, dan dalam beberapa kasus tengah berusaha mendapatkan senjata baru. Kami tidak pernah ingin menggunakannya, tetapi kami memiliki yang terbaik dan terbanyak di dunia."

Dalam pernyataan yang bertentangan, Trump awalnya mengklaim bahwa Amerika Serikat tidak akan menggunakan senjata nuklirnya, tetapi kemudian bersikeras bahwa militernya harus memiliki kekuatan yang mematikan dan berharap bahwa itu tidak akan digunakan.

Diperkirakan bahwa Amerika Serikat memiliki sekitar 3.800 hulu ledak nuklir, di mana 1.750 hulu ledak nuklir dipasang pada rudal balistik dan rudal portabel dengan pembom strategis, dan 2.050 hulu ledak lainnya disimpan sebagai cadangan. Amerika Serikat juga memiliki 150 bom nuklir B61 di pangkalan militernya di Belgia, Italia, Jerman, Turki dan Belanda.

Pemerintah Trump secara transparan berusaha mengembangkan dan memperkuat persenjataan nuklir AS. Dari sudut pandang Washington, rehabilitasi dan peremajaan senjata nuklir adalah sangat penting sebagai alat ancaman dan penerapan kekuatan pencegahan. Trump menunjuk pada pengurangan kekuatan AS dalam memproduksi senjata nuklir, dan kondisi ini akan segera berubah. Itu berarti ada upaya serius AS untuk meningkatkan dan memperbarui persenjataan nuklir AS, termasuk uji coba nuklir baru.

Dalam hal ini, dalam anggaran militer tahun 2019, 24 miliar dolar dialokasikan khusus untuk mendanai program modernisasi militer. Pada tahun pertamanya menjadi presiden AS pada 2017, Trump untuk pertama kalinya dalam tiga dekade mulai merencanakan pembangunan hulu ledak nuklir baru, dengan anggaran yang besar untuk itu. Dalam peninjauan status nuklir Amerika Serikat (NPR), yang dikeluarkan pada Februari 2018, pemerintah Trump merencanakan produksi senjata nuklir, khususnya bom nuklir kecil.

Pemerintah Trump telah mengambil pendekatan proaktif terhadap arsenal nuklir dan strategi nuklir AS. Trump menekankan kelanjutan penerapan strategi "pukulan nuklir pertama" sebagai opsi vital, yang berarti bahwa mimpi buruk serangan nuklir di dunia tetap menjadi ancaman yang jelas bagi negara-negara lain di dunia, terutama kekuatan nuklir seperti Rusia dan Cina. Pandangan Trump ini jelas tercermin dalam dokumen peninjauan status nuklir Amerika yang baru.

Michael Dodge, analis Heritage Foundation mengatakan, "Ada ambiguitas yang disengaja dalam dokumen tentang waktu dan kemungkinan cara pembalasan Amerika."

Amerika Serikat secara eksplisit mengancam negara-negara lain dengan serangan nuklir pre-emptive dengan dalih mempertahankan keamanan nasional atau sekutu mereka. Tidak diragukan lagi, pendekatan Trump ini bertentangan dengan tujuan perjanjian NPT untuk melarang menggunakan senjata nuklir dan, terlebih lagi, penghancuran senjata nuklir.

Para aktivis kontrol senjata menyatakan kritik pedas terhadap pendekatan nuklir AS saat ini bahwa pendekatan ini akan meningkatkan risiko perang nuklir. Memang, kebijakan nuklir pemerintah Trump jauh lebih bersifat perang daripada doktrin nuklir pemerintahan Obama.



/129