“Di Gaza, pembubaran UNRWA akan meruntuhkan respons kemanusiaan PBB, yang sangat bergantung pada infrastruktur lembaga tersebut,” kata Philippe Lazzarini kepada Majelis Umum PBB pada hari Rabu.
“Tanpa intervensi oleh negara-negara anggota, UNRWA akan runtuh, menjerumuskan jutaan warga Palestina ke dalam kekacauan.”
“Jika tidak ada administrasi publik atau negara yang cakap, hanya UNRWA yang dapat memberikan pendidikan kepada lebih dari 650.000 anak perempuan dan laki-laki di Gaza.”
“Jika tidak ada UNRWA, seluruh generasi akan ditolak haknya untuk mendapatkan pendidikan.”
Israel telah secara resmi memberi tahu PBB tentang keputusannya memutuskan hubungan dengan badan PBB untuk pengungsi Palestina tersebut.
Israel kembali menuduh, seperti yang pertama kali mereka lakukan pada bulan Januari, bahwa karyawan UNRWA terlibat dalam Operasi Badai Al-Aqsa pada bulan Oktober 2023.
Rezim tersebut menuduh bahwa staf organisasi telah “berpartisipasi” dalam operasi tersebut dan bahwa banyak dari karyawan tersebut adalah “agen Hamas.”
UNRWA telah memberikan layanan bantuan penting di seluruh wilayah Palestina dan kepada para pengungsi Palestina di tempat lain selama lebih dari tujuh dekade.
Larangan tersebut merupakan puncak dari upaya Israel yang tak henti-hentinya untuk membendung aliran pasokan bantuan yang sangat dibutuhkan ke wilayah tersebut, termasuk Gaza. (HRY)
342/