Menurut Kantor Berita Internasional ABNA, Hujjatul Islam wal Muslimin, Sayid Sadruddin Qabbachi, Imam Jumat Najaf Ashraf, dalam khotbah shalat Jumat yang disampaikan di Husainiyah Najaf Ashraf, mengatakan: "Dalam tragedi Republik Islam Iran, dalam kesyahidan tokoh-tokoh besar negara itu, bangsa Iran mampu menanggung bencana dan mengubahnya menjadi sebuah epik yang kuat ke arah iman, persatuan dan kendali negara.
Dia menambahkan: "Kami percaya bahwa ada batas geografis, namun keyakinan melampaui batas geografis, jadi kami menyampaikan belasungkawa kami kepada bangsa Iran dan kepemimpinan tertinggi mereka."
Imam Jumat Najaf Ashraf ini menyatakan: "Dalam tragedi ini, Iran menunjukkan dirinya kepada dunia sedemikian rupa sehingga dunia kagum dengan kecintaan bangsa ini terhadap pemerintahan dan otoritas negara."
Di bagian lain khotbahnya, Hujjatul Islam Qabanchi menyinggung mengenai Idul Ghadir di Irak dan berkata: "Parlemen Irak memutuskan untuk menyatakan Hari Ghadir sebagai hari libur resmi, dan di sini kami berterima kasih kepada parlemen dan mereka yang menetapkan keputusan ini."
Lanjutnya, keputusan ini bukan keputusan suku, karena suku lain juga punya hari liburnya masing-masing. Kita berhak menyorot Idul Ghadir karena merupakan peristiwa Islam yang disepakati semua sejarawan, lagipula kita mayoritas dan berhak merayakan hari raya Idul Ghadir."
Sayid Qabanchi juga mengatakan tentang kunjungan Perdana Menteri Irak Mohammad Shia al-Sudani ke Najaf Ashraf: "Selama kunjungan Perdana Menteri Irak ke Najaf Ashraf, sepuluh proyek besar senilai (555 miliar dinar) diresmikan di Najaf Ashraf dan di sini dari Perdana Menteri dan gubernur kita berterima kasih kepada Najaf Ashraf dan Najaf Ashraf pantas menerima kebijakan ini."
Dalam khutbah keagamaannya, khatib Jumat Najaf Ashraf ini mengemukakan tiga ciri orang mukmin dan berkata: "Ciri-ciri tersebut antara lain rendah hati, toleransi terhadap orang lain, dan sabar dalam kesulitan dan musibah."