Kantor Berita Ahlulbait

Sumber : ابنا
Kamis

28 Desember 2023

12.22.58
1424476

Ayatullah Ramezani pada Perayaan Natal:

Jika Yesus Ada pada Hari ini, Ia Pasti akan Protes Genosida di Gaza

Ayatullah Ramezani mengatakan: “Jika Yesus as ada di sini hari ini, ia pasti akan memprotes pembunuhan anak-anak dan perempuan tak berdaya di Gaza. Sungguh tak tertahankan baginya puluhan ribu perempuan dan anak-anak diseret ke tanah dan dibunuh, pemandangan yang tidak bisa ditoleransi oleh manusia.”

Menurut Kantor Berita Internasional ABNA, perayaan kelahiran Isa al-Masih as atau Yesus Kristus as dihadiri oleh Ayatullah Reza Ramezani, Sekretaris Jenderal Lembaga Internasional Ahlulbait as dan Yang Mulia Andrzej Yuzovich , Uskup Agung Italia, serta ratusan pelajar internasional serta tamu asing lebih dari 30 negara berbeda. Acara tersebut digelar pada Selasa (26/12) di aula konferensi Universitas Internasional Ahlulbait as.

Dalam acara ini, Ayatullah Ramezani mengucapkan selamat atas hari kelahiran Yesus Kristus dan tahun baru serta menunjukkan perlunya dialog antar agama. Ia berkata: “Dialog ini ada pada masa Nabi Muhammad saw dan periode Maksumin as. Setelah Perang Salib, perdebatan dialog menjadi konfrontatif. Namun kami percaya bahwa Perang Salib bukanlah perang antara dua agama, karena dua agama tidak pernah saling berperang dalam arti sebenarnya. Persepsi ini salah dan kembali ke ranah politik dan perebutan kekuasaan.”

“Dialog harus memiliki aspek interaktif. Jika interaksi ini dilakukan dengan benar maka seharusnya menjadi semacam pujian dan pengakuan terhadap satu sama lain. Setelah itu, kesepemahaman harus terbentuk. Artinya menemukan kesamaan pemahaman tentang kebenaran dan misi agama. Setelah itu akan terjadi semacam interaksi.” Tambahnya.

Sekretaris Jenderal Lembaga Internasional Ahlulbait as ini juga menyatakan: “Saat ini, dialog dan wacana dapat digunakan sebagai platform untuk pertumbuhan. Kami tidak meragukan keberadaan objektif dan historis Yesus Kristus as. Meskipun beberapa penelitian menampilkan Yesus sebagai sebuah mitos, umat Islam percaya bahwa Yesus as adalah nyata  dan hidup selama 33 tahun. Dia mengemban misi pada usia 30 tahun dan mengemban misi ini selama tiga tahun, namun sejak saat kelahirannya, dia adalah seorang nabi.”

Ayatullah Ramezani menambahkan: “Kami menganggap iman kepada Yesus Kristus sebagai sebuah kewajiban dan penting. Sebagaimana dalam Surah Al-Baqarah, sebagai surah terbesar dalam Al-Qur'an, iman kepada Kristus dianggap wajib bagi umat Islam. Kami menganggap Yesus as sebagai pembimbing dan pembuat mukjizat dengan seizing Allah Swt. Jika sabda nabi ini diriwayatkan kepada kita, maka ia mempunyai unsur petunjuk bagi kita.”

“Yang perlu kita perhatikan adalah jika kita tidak beriman pada satu nabi, maka sama halnya kita tidak  beriman pada keseluruhan Nabi. Di antara 124.000 nabi yang datang untuk membimbing umat manusia, ada lima diantaranya yang memiliki keunggulan yaitu, Nabi Nuh, Nabi Ibrahim, Nabi Musa. Nabi Isa atau Yesus dan Nabi Muhammad saw.”

Keilahian Yesus (as) tidak dapat diterima

Sekretaris Jenderal Lembaga Internasional Ahlulbait as mengacu pada ayat-ayat Al-Qur’an terkait penciptaan Nabi Adam as dan kelahiran Yesus as. Ia berkata: “Al-Qur'an menggambarkan kelahiran Yesus as sebagai sesuatu yang luar biasa. Adam diciptakan dari tanah, namun Yesus mempunyai ibu yang perawan suci bernama Maria. Oleh karena itu, kelahiran Kristus tanpa ayah tidak pernah menjadi bukti keilahian-Nya.”

“Ketuhanan berarti Tuhan, ketuhanan dan pencipta, ketuhanan Yesus as tidak dapat diterima karena suatu makhluk tidak dapat menjadi pencipta segalanya. Keberadaan Yesus (Isa) tidak abadi, sehingga ia tidak bisa eksis sebagai Tuhan. Kami menganggap semua nabi sebagai manifestasi rahmat Allah Swt.” Tambahnya.

Ayatullah Ramezani melanjutkan dengan menyatakan bahwa Nabi mempunyai dimensi malakuti dan dimensi materi: “Dimensi materinya adalah menjadi manusia, ketika menjadi manusia maka ia bisa menjadi teladan. Malaikat tidak akan pernah bisa menjadi teladan karena keberadaan malaikat berbeda dengan manusia. Manusia mempunyai alam jasmani dan rohani. Islam memperkenalkan semua nabi sebagai teladan.”

Ulama Iran ini lebih lanjut menekankan bahwa Yesus atau Nabi Isa dan Nabi Muhammad saw adalah teladan moral terbaik bagi umat manusia saat ini.

Ayatullah Ramezani berkata: “Yesus as adalah perwujudan keindahan sekaligus perwujudan kemuliaan. Jika kita melihat ciri-ciri Nabi Isa as yang disebutkan dalam ayat dan hadis, maka nabi ini bisa dijadikan panutan di dunia post-modern. Allah mengutus seluruh nabi untuk menegakkan keadilan agar tidak terjadi ketidakadilan di masyarakat. Ketika ada ketidakadilan, kita diperintah oleh para Nabi untuk protes.”

Menekankan bahwa perdamaian harus dilandasi oleh keadilan, Ayatullah Ramezani menegaskan bahwa tidak ada yang namanya perdamaian mutlak, yaitu tidak mungkin seorang mukmin berdamai dengan orang kafir yang berusaha menghapus mukmin dari dunia.

Ayatullah Ramezani berkata: “Yesus (as) dapat menjadi nabi perdamaian yang adil bagi dunia saat ini, sama seperti Nabi Muhammad saw.”

“Jika Yesus (AS) ada di sini hari ini, dia pasti akan memprotes pembunuhan anak-anak dan perempuan tak berdaya di Gaza. Sungguh tak tertahankan baginya puluhan ribu perempuan dan anak-anak diseret ke tanah dan dibunuh, pemandangan yang tidak bisa ditoleransi oleh manusia. Jika Nabi Muhammad saw masih hidup saat ini, dia pasti akan memprotes genosida terhadap perempuan dan anak-anak ini.” Tegasnya.

Ayatullah Ramezani berkata: “Semua manusia adalah anak-anak Tuhan dan berada di bawah pengawasan Tuhan Yang Maha Esa. Para nabi datang untuk menjadi perantara, untuk menghubungkan umat manusia dengan Tuhan, untuk berbicara dengan Tuhan tanpa perantara. Kami percaya tidak perlu berbicara kepada Tuhan melalui nabi, kita bisa berbicara kepada Tuhan secara langsung dan memohon ampun serta mengabdi kepada Tuhan.”

Di bagian akhir penyampaiannya, Ayatullah Ramezani menyebutkan tiga ciri sahabat yang baik dalam perkataan Yesus as dan menjelaskan: “Yesus as ditanya dengan siapa kita harus menjadi sahabat? Ia bersabda: Semoga penglihatannya mengingatkanmu kepada Allah, ucapannya menambah ilmumu, dan amalnya memberimu semangat menuju akhirat.”

Ayatullah Ramezani menekankan: “Kita harus kembali ke ajaran Yesus dan Nabi Islam. Ajaran kedua nabi ini dapat memiliki aspek konstruktif dalam dunia modern dan mengajak umat manusia kepada tauhid, penghambaan, spiritualitas dan etika.”

Sekretaris Jenderal Lembaga Internasional Ahlulbait asi ini menutup pembicaraannya dengan mengucapkan terima kasih kepada Hujjatul Islam wa Muslimin Jazzari, Rektor Universitas Internasional Ahlulbait as terkait penyelenggaraan acara perayaan kelahiran Kristus tersebut yang dibingkai dalam pertemuan dan dialog ilmiah. “Pertemuan yang penting dan berharga seperti itu dapat mengedepankan interaksi antar pemimpin agama dan memperkenalkan ruang dan musim baru untuk kehidupan damai di dunia manusia saat ini.” Tutupnya.