Menurut laporan Kantor Berita Internasional ABNA, Ayatullah Reza Ramezani, Sekretaris Jenderal Lembaga Internasional Ahlulbait as yang melakukanperjalanan ke Malawi atas undangan komunitas Muslim Syiah juga mengadakan pertemuan dengan sekelompok tokoh Sunni Malawi.
Dalam pertemuan ini, Ayatullah Ramezani menunjukkan kesamaan di antara umat Islam dan menyatakan, “Semua umat Islam adalah saudara satu sama lain. Kita sepenuhnya bersatu dalam tauhid, kenabian dan maad; Kita juga mempunyai banyak persamaan dalam penerapan fikih seperti salat, puasa, haji, amar ma’ruf, dan jihad.”
Lebih lanjut Ayatullah Ramezani menginformasikan tentang fenomena perpecahan antara kelompok-kelompok Islam dengan menyatakan, “Kesombongan bertujuan agar negara-negara Islam terpecah satu sama lain dan akibatnya lima puluh tujuh negara Islam ini tidak mencapai persatuan. Jika negara-negara Islam bersatu, mereka akan menjadi kekuatan ekonomi dan politik terbesar.”
Sekretaris Jenderal Lembaga Internasional Ahlulbait as melanjutkan, “Musuh bermaksud menghancurkan negara-negara Islam, jadi kita harus sangat berhati-hati; Kita harus banyak berkomunikasi dengan generasi muda agar mereka sadar akan konspirasi ini. Musuh takut akan persatuan dan kebersamaan kita.”
Ayatullah Ramezani menganggap pengenalan Islam bersama dengan syariah praktis sebagai salah satu tugas ulama. Ia berkata, “Beberapa orang mencari Islam tanpa ingin menjalankan hukum-hukumnya. Mereka bermaksud memperkenalkan Islam tanpa Syariah, yaitu Islam tanpa isi. Rasulullah SAW bersabda, “Akan datang suatu masa dimana yang tersisa hanyalah nama Islam, dan yang tersisa hanyalah bacaan-bacaan Al-Qur’an.” Artinya, Islam yang bagaikan bejana berisi air, akan tetap ada namun dijungkirbalikkan sehingga pada akhirnya tidak ada lagi yang tersisa dari ajarannya.”
Ayatullah Ramezani juga menunjuk pada perlakuan musuh terhadap agama Kristen dan menyatakan, “Segala upaya musuh adalah menerapkan penyimpangan dunia Kristen dalam Islam, namun mereka tetap melakukan segala hal yang bertentangan dengan keyakinannya. Sayangnya, generasi muda mereka menjauhkan diri dari berdoa di gereja, dan gereja sendiri berusaha menghancurkan dirinya sendiri dengan mengadakan pernikahan sesama jenis.”
Sekretaris Jenderal Lembaga Internasional Ahlulbait as ini melanjutkan, “Sekarang musuh sedang mengintai untuk menerapkan model sekolah Barat yang sama di sekolah Muslim. Setelah 12 tahun menempuh pendidikan, keluaran dari sistem pendidikan ini adalah generasi yang sekuler dan tidak mengenal agama. Penting dan patut kita menjaga anak-anak, remaja dan generasi muda kita sebagai generasi penerus bangsa.”
Ayatullah Ramezani menekankan pada teologi dan keyakinan terhadap agama dan berkata, “Cobalah untuk mengetahui agama dengan benar dan perkenalkan kepada generasi muda. Setelah tahap teologi dan keyakinan agama, kita harus melakukan sesuatu agar agama ini masuk dalam konteks kehidupan masyarakat.”
Pada bagian akhir penyampaiannya, Ayatullah Ramezani merujuk pada hadis Imam Husain as dan menyatakan, “Bagi sebagian orang, agama hanyalah tipuan lidah; Selama tidak dirugikan nyawa dan harta bendanya, mereka mengaku beragama, namun ketika melihat kerusakan, mereka menjauhi agama. Kita berada dalam masa-masa menjelang kiamat, dan sangat sulit untuk menjadi religius pada saat ini, seperti memegang api di tangan.”