20 Juli 2019 - 05:48
Khatib Shalat Jumat Tehran Tuntut Pembebasan Pemimpin IMN

Khatib Shalat Jumat Tehran Ayatullah Mohammad Emami Kashani mengungkapkan kekhawatiran atas memburuknya kondisi Pemimpin Gerakan Islam Nigeria (IMN) Sheikh Ibrahim Zakzaky, dan menyerukan pembebasan ulama besar Nigeria ini.




Khatib Shalat Jumat Tehran Ayatullah Mohammad Emami Kashani mengungkapkan kekhawatiran atas memburuknya kondisi Pemimpin Gerakan Islam Nigeria (IMN) Sheikh Ibrahim Zakzaky, dan menyerukan pembebasan ulama besar Nigeria ini.

Hal itu diungkapkan Ayatulah Emami Kashani dalam Khutbah Jumat kedua di Tehran, ibu kota Republik Islam Iran, Jumat (19/7/2019).

Sheikh Zakzaky telah ditahan sejak Desember 2015 setelah serangan mematikan oleh pasukan Nigeria di kediamannya di negara bagian Kaduna, utara negara ini.

Sheikh Zakzaky telah kehilangan penglihatan kirinya ketika pasukan Nigeria menyerbu kota Zaria di utara negara ini lebih dari tiga tahun lalu.

Istrinya juga mengalami luka serius, sementara lebih dari 300 pendukungnya, dan tiga putranya gugur syahid akibat kekerasan pasukan pemerintah.

Ulama besar Nigeria itu telah ditahan bersama istrinya dan sejumlah besar pendukungnya sejak saat itu. Mereka juga tidak memiliki akses untuk kesehatan.

Pada tahun 2016, pengadilan tinggi federal Nigeria memerintahkan pembebasannya tanpa syarat dari penjara tetapi pemerintah sejauh ini menolak untuk membebaskannya.

Menurut Tim hukumnya, Sheik Zakzaky menderita masalah kesehatan yang memerlukan perawatan medis mendesak di luar negeri tetapi pengadilan tinggi negara di Kaduna telah menolak permintaan tersebut.

"Pemerintah dan militer Nigeria melakukan kejahatan ini dengan dukungan Amerika Serikat, rezim Zionis Israel dan Al Saud," kata Ayatullah Emami Kashani.

Dia lebih lanjut menyinggung keputusan Presiden Amerika Serikat Donald Trump keluar dari perjanjian nuklir JCPOA (Rencana Aksi Komprehensif Bersama).

"AS di masa Trump telah sampai pada puncak kehinaannya di dunia," tegasnya.

Khatib Shalat Jumat juga menyinggung pengurangan komitmen Iran dalam perjanjian nuklir JCPOA. Menurutnya, langkah ini adalah respon terhadap inkonsistensi Eropa.

"Eropa harus melaksanakan kewajiban-kewajibannya dalam JCPOA, jika tidak, Iran akan melanjutkan pengurangan komitmennya dalam perjanjian ini," jelasnnya.

Di bagian lain khutbahnya, Ayatullah Emami Kashani juga menyinggung pembajakan kapal tanker minyak Iran di Gibraltar oleh Angkatan Laut Inggris.

"Tindakan Inggris ini ilegal dan bertentangan dengan hukum internasional," pungkasnya.

Polisi dan agen bea cukai wilayah Gibraltar dibantu oleh pasukan Marinir Inggris telah membajak kapal tanker Iran di Selat Gibraltar pada 4 Juli 2019.



/129