Menurut Kantor Berita ABNA, Menteri Luar Negeri Iran Mohammad Javad Zarif, dalam sebuah pesan di akun Twitternya menulis, "Iran berbeda dengan Amerika Serikat, dengan itikad baik telah menyesuaikan dirinya dengan semangat perjanjian nuklir, tapi pernyataan dan tindakan AS memperlihatkan niat buruk."
Zarif pada hari Jumat (28/7) mengatakan, setiap kalimat dalam dokumen Rencana Aksi Bersama Komprehensif (JCPOA) telah dirundingkan dengan cermat.
Iran, tegasnya, tidak memproduksi senjata nuklir dan tidak akan melakukannya. Jadi, tentu saja tidak perlu memproduksi sesuatu yang mampu membawa mereka (hulu ledak nuklir)
Dewan Perwakilan Rakyat dan Senat AS meloloskan sebuah rancangan untuk meningkatkan sanksi terhadap Iran dengan tujuan menghalangi proses pelaksanaan perjanjian nuklir.
Juru bicara Departemen Luar Negeri AS, Heather Nauert dalam merespon uji coba roket pembawa satelit Iran Simorgh, mengklaim bahwa peluncuran tersebut melanggar semangat JCPOA.