Kantor Berita Internasional Ahlulbait -ABNA- Hizbullah Lebanon pada Kamis mengeluarkan pernyataan yang mengecam keras penodaan Al-Qur’an dan menyebutnya sebagai kejahatan keji terhadap kesucian paling sakral umat Islam.
Menurut laporan Kantor Berita Internasional Ahlulbait (a) – ABNA –, beberapa hari lalu seorang kandidat pemilu Kongres Amerika Serikat, dengan tujuan menarik simpati kelompok sayap kanan ekstrem, melakukan aksi pembakaran Al-Qur’an. Dalam tindakan tersebut, ia bahkan berjanji bahwa jika terpilih, ia akan mengakhiri keberadaan Islam di negara bagian Texas.
Politikus Islamofob ini—yang memiliki rekam jejak dukungan terhadap mantan Presiden AS Donald Trump—mengklaim bahwa umat Islam tengah berupaya menguasai negara-negara Kristen.
Aksi penuh kebencian ini memicu reaksi keras dari para pemimpin politik, tokoh agama, serta pengguna media sosial di berbagai belahan dunia.
Hizbullah Lebanon dalam pernyataannya menegaskan bahwa penodaan Al-Qur’an merupakan kejahatan menjijikkan terhadap paling suci dari seluruh kesucian umat Islam.
Dalam pernyataan tersebut, Hizbullah menyatakan bahwa budaya rasisme dan ujaran kebencian yang diproduksi dan dipelihara oleh arus politik dan media Barat—dengan provokasi berkelanjutan dari pemerintah-pemerintah Amerika Serikat serta lobi-lobi Zionis selama beberapa dekade—telah secara sistematis mendistorsi citra Islam. Menurut Hizbullah, tindakan-tindakan ini dilakukan demi melayani proyek-proyek adu domba, kolonial, dan destruktif, dan inilah faktor utama yang mendorong kaum ekstremis berani melakukan tindakan keji semacam ini.
Dalam beberapa hari terakhir di Sana’a, ibu kota Yaman, juga digelar aksi demonstrasi besar-besaran untuk mengecam penghinaan berulang terhadap Al-Qur’an. Para peserta aksi—yang berlangsung di Universitas Sana’a—menyatakan kecaman keras atas penodaan tersebut dan menegaskan komitmen mereka untuk melakukan perlawanan yang kuat dan sadar terhadap perang Zionis.
Pernyataan penutup aksi demonstrasi menyerukan kepada seluruh bangsa dan kalangan elite, khususnya komunitas akademik dan universitas, agar menyatakan kemarahan mereka atas penghinaan ini serta memperkuat hubungan dengan Al-Qur’an. Pernyataan tersebut juga menegaskan bahwa sikap diam dan kelalaian dalam menghadapi kejahatan-kejahatan ini merupakan penghinaan terhadap martabat dan agama umat Islam.
Sementara itu, Sayyid Abdul Malik Badruddin al-Houthi, pemimpin gerakan Ansarullah Yaman, juga mengecam keras aksi penodaan Al-Qur’an oleh kandidat pemilu Kongres AS tersebut. Ia menilai tindakan ini sebagai bagian dari perang terorganisir terhadap kesucian Islam, dan menegaskan bahwa kejahatan mengerikan ini sejalan dengan perang berkelanjutan Yahudi-Zionis terhadap Islam. Ia pun menyerukan sikap tegas dan nyata untuk menghadapi tindakan-tindakan semacam itu.
Peristiwa-peristiwa ini mencerminkan semakin dalamnya ketegangan di dalam masyarakat Amerika serta meningkatnya fenomena penyebaran kebencian di tingkat internasional, yang menuntut perhatian serius dan langkah-langkah segera.
Parlemen Yaman juga mengeluarkan kecaman keras atas penodaan Al-Qur’an yang dilakukan oleh kandidat pemilu Kongres AS tersebut, serta atas sikap diam komunitas internasional terhadap provokasi-provokasi yang keterlaluan ini. Parlemen menegaskan bahwa negara-negara Arab dan Islam harus mengambil sikap praktis dan tegas dalam menghadapi agresi sistematis Zionisme terhadap kesucian Islam.
Your Comment