Kantor Berita Internasional Ahlulbait -ABNA- Ketua Lembaga Riset Strategis “Naba’” Irak, Dr. Hasyim al-Kindi, menegaskan bahwa proses pembentukan pemerintahan baru Irak berjalan secara alami dan sesuai konstitusi, serta keputusan akhir sepenuhnya berada di tangan kekuatan politik Irak, bukan Amerika Serikat atau pihak asing lainnya.
Dalam wawancara dengan ABNA, al-Kindi menyatakan bahwa penyatuan kembali Kerangka Koordinasi Syiah pascapemilu telah menjadikannya blok parlementer terbesar, sehingga secara konstitusional berhak mengajukan calon perdana menteri. Kerangka ini juga telah membentuk komite-komite khusus untuk menilai kelayakan para kandidat, termasuk Perdana Menteri saat ini, Muhammad Syia’ al-Sudani.
Ia menambahkan bahwa koordinasi dengan kelompok Sunni dan Kurdi juga berjalan baik dalam kerangka pembagian jabatan berdasarkan tradisi politik dan konstitusi Irak. Menurutnya, tidak ada hambatan serius dalam pembentukan pemerintahan, dan suasana dialog antar-kekuatan politik semakin konstruktif.
Terkait isu pengaruh asing, al-Kindi menolak klaim bahwa Amerika Serikat atau Iran menentukan arah politik Irak. Ia menegaskan bahwa pengalaman pemilu sebelumnya menunjukkan tekanan eksternal tidak menentukan hasil akhir, karena keputusan strategis selalu diambil berdasarkan konsensus nasional Irak.
Al-Kindi juga menilai tingginya partisipasi pemilih sebagai faktor penguat legitimasi sistem politik dan stabilitas masa depan Irak. Menurutnya, kemenangan signifikan Kerangka Koordinasi Syiah akan memperkuat hubungan antara parlemen dan pemerintah serta mendukung stabilitas politik, keamanan, dan sosial negara tersebut.
Your Comment