7 Desember 2025 - 18:01
Pendekatan Perlawanan Syekh Ghazal terhadap Pemerintahan Julani: dari Penyerahan Senjata hingga Seruan Mogok

Syekh Ghazal menuding pemerintah Julani sebagai rezim teroris, takfiri, dan sektarian, serta menolak legitimasi komite pencari fakta bentukan pemerintah. Ia menyerukan intervensi internasional, perlindungan warga sipil, pembentukan tim penyelidikan independen PBB, dan pengawasan global atas proses politik Suriah.

Kantor Berita Internasional Ahlulbait -ABNA- Pasca runtuhnya rezim Bashar Assad pada 8 Desember, Syekh Ghazal Ghazal, Ketua Dewan Tinggi Islam Alawi Suriah, muncul sebagai salah satu tokoh penting komunitas Alawi. Awalnya ia bersikap hati-hati terhadap pemerintahan baru Julani, bahkan mendorong penyerahan senjata demi keamanan. Namun sejak gelombang kekerasan di pesisir Suriah pada Maret 2025, sikapnya berubah menjadi penolakan total terhadap pemerintahan tersebut.

Syekh Ghazal menuding pemerintah Julani sebagai rezim teroris, takfiri, dan sektarian, serta menolak legitimasi komite pencari fakta bentukan pemerintah. Ia menyerukan intervensi internasional, perlindungan warga sipil, pembentukan tim penyelidikan independen PBB, dan pengawasan global atas proses politik Suriah.

Terbaru, ia mengumumkan mogok nasional damai selama lima hari, sebagai bentuk perlawanan sipil terhadap penindasan, penangkapan sewenang-wenang, pembunuhan, dan teror terhadap warga Alawi. Ia menegaskan bahwa komunitas Alawi tidak akan menerima sistem pemerintahan yang menindas atas nama agama.

Langkah-langkah ini dinilai berpotensi memicu dinamika besar baru di Suriah dan menantang stabilitas proyek kekuasaan Julani, bahkan berdampak pada kepentingan Israel di wilayah selatan Suriah.

Your Comment

You are replying to: .
captcha