Kantor Berita Internasional Ahlulbait -ABNA- Ormas Islam Ahlulbait Indonesia (ABI) pada Kamis (4/12) merilis pernyataan sikap terkait bencana banjir bandang dan tanah longsor di Aceh, Sumatra Utara, dan Sumatra Barat. Ketua Umum ABI, Zahir Yahya, menyatakan bahwa skala korban dan kerusakan telah melampaui kapasitas daerah sehingga penanganannya perlu dipastikan sebagai prioritas nasional.
Dalam pernyataan itu, ABI merujuk landasan konstitusional dan regulasi penanggulangan bencana, termasuk Pembukaan UUD 1945, UU No. 24/2007, dan PP No. 21/2008 yang menegaskan kewajiban negara melindungi jiwa dan memastikan penyelenggaraan penanggulangan bencana secara terpadu. Data BNPB per 4 Desember 2025 mencatat 770 korban meninggal, 463 hilang, dan 2.600 luka-luka, dengan kerusakan infrastruktur vital yang memutus akses logistik, komunikasi, dan layanan dasar. “Setiap keterlambatan respons berpotensi menambah korban. Kehadiran negara harus cepat dan menyeluruh,” ujar Zahir Yahya.
Adapun pembaruan data pada Jumat (5/12), pukul 11.55 WIB, menunjukkan 846 korban meninggal, 547 hilang, dan 2.700 luka-luka. BNPB juga melaporkan kerusakan 536 fasilitas umum, 25 fasilitas kesehatan, 326 fasilitas pendidikan, 185 rumah ibadah, 115 gedung/kantor, serta 295 jembatan.
Seruan kepada Pemerintah ABI
meminta Presiden RI memastikan penanganan bencana sebagai prioritas nasional melalui langkah cepat dan koordinasi erat antara pemerintah pusat dan daerah. BNPB diminta mengoptimalkan komando terpadu dengan dukungan TNI–Polri untuk mempercepat evakuasi, pelayanan kesehatan darurat, logistik, dan pemulihan sistem komunikasi. ABI juga mengimbau percepatan pemulihan layanan dasar, listrik, air bersih, pangan, kesehatan, dan akses transportasi.
Pemerintah diminta mempertimbangkan status Bencana Nasional bila perkembangan situasi memenuhi ketentuan hukum, guna memungkinkan mobilisasi penuh sumber daya negara dan potensi bantuan internasional.
Rekomendasi: Infrastruktur dan Audit Tata Ruang
ABI menekankan pentingnya penguatan koordinasi nasional, percepatan perbaikan infrastruktur vital, serta perlindungan khusus bagi kelompok rentan. Untuk jangka panjang, ABI mendorong audit tata ruang, perbaikan manajemen risiko lingkungan, peningkatan sistem peringatan dini, dan investigasi menyeluruh terhadap penyebab bencana, termasuk alih fungsi lahan dan potensi kelalaian manusia. P
Penguatan Solidaritas Nasional
ABI menutup pernyataannya dengan mengajak masyarakat, lembaga kemanusiaan, dan jaringan lintas agama memperkuat solidaritas nasional dan membantu penyintas secara sistematis dan bertanggung jawab.
Your Comment