4 Desember 2025 - 23:25
Source: Parstoday
Mampukah Bangladesh menjadi Pemain Stabilisator di Indo-Pasifik?

Di saat kekuatan-kekuatan global dan regional bersaing untuk meningkatkan pengaruhnya di India dan Samudra Pasifik, Bangladesh dengan bersandar pada posisi geostrategisnya di Teluk Benggala, berusaha memainkan peran sebagai aktor penyeimbang dengan mengandalkan "perspektif Indo-Pasifik" yang didasarkan pada netralitas, stabilitas, dan kerja sama yang komprehensif.

Teluk Benggala, yang berperan sebagai jalur penting perdagangan dunia, kini menjadi pusat perhatian strategi internasional. Dengan posisi geografis yang unik, Bangladesh dipandang sebagai penghubung antara Asia Selatan dan Asia Tenggara.

Letak strategis ini menjadikan Bangladesh titik sentral dalam persaingan geopolitik kekuatan besar seperti Amerika Serikat, India, Tiongkok, dan Jepang.

Dalam laporan Pars Today ini, dibahas perubahan politik domestik serta tantangan keamanan dan iklim yang akan memengaruhi masa depan Bangladesh.

Prospek Netralitas: Strategi Keseimbangan dalam Persaingan Kekuatan

Bangladesh dengan slogan “bersahabat dengan semua dan bermusuhan dengan tidak seorang pun” membangun kerangka kebijakan luar negerinya di kawasan Indo-Pasifik berdasarkan prinsip-prinsip seperti penghormatan terhadap kedaulatan, kesetaraan negara, independensi politik, serta tidak mencampuri urusan internal negara lain.

Pendekatan ini secara sengaja ditempatkan berseberangan dengan blok-blok keamanan seperti Quad (dialog empat pihak antara Jepang, Australia, India, dan Amerika Serikat) yang kerap dipandang memiliki dimensi anti-Tiongkok. Tujuan Dhaka adalah menciptakan kawasan yang “bebas, terbuka, dan inklusif” di mana pembangunan ekonomi dan keamanan kolektif lebih diutamakan dibandingkan rivalitas geopolitik.

Sikap cerdas ini memungkinkan Bangladesh untuk menjalin kerja sama secara bersamaan dengan aktor-aktor yang saling bersaing.

Prioritas Keamanan Maritim dan Tantangan Besar Iklim

Prioritas Keamanan Maritim dan Tantangan Besar Iklim

Mengingat ketergantungan ekonomi global pada jalur laut Teluk Benggala (90 persen perdagangan dunia), salah satu pilar utama visi Bangladesh adalah menjamin keamanan navigasi serta mematuhi hukum internasional tentang laut. Namun, ancaman kompleks seperti penangkapan ikan ilegal, perompakan, dan perdagangan manusia telah menimbulkan risiko serius terhadap keamanan jalur perairan ini.

Di sisi lain, Bangladesh merupakan salah satu negara paling rentan terhadap perubahan iklim. Berdasarkan perkiraan Bank Dunia, negara ini mengalami kerugian sekitar satu miliar dolar setiap tahun akibat badai, dan hingga tahun 2050 diperkirakan akan memiliki 13 juta pengungsi iklim internal. Krisis ini secara langsung mengancam keamanan nasional dan stabilitas regional Bangladesh.

Perubahan Politik Domestik dan Ketidakpastian dalam Keberlanjutan Strategi

Salah satu faktor penentu dalam masa depan peran Bangladesh adalah dinamika politik domestiknya. Setelah runtuhnya pemerintahan Sheikh Hasina pada musim panas 2024, sebuah pemerintahan sementara mengambil alih kendali negara. Hingga kini, pemerintahan tersebut belum menyatakan sikap resmi terkait “Visi Indo-Pasifik” maupun komitmen internasional sebelumnya.

Ketidakjelasan ini menimbulkan pertanyaan serius mengenai keberlanjutan strategi seimbang dan netral Dhaka, serta berpotensi membuka ruang bagi kekuatan-kekuatan asing untuk lebih leluasa memengaruhi arah kebijakan masa depan negara tersebut.

Masa Depan Peran Mediasi dalam Timbangan Dinamika Internal dan Eksternal

Bangladesh, dengan keunggulan geografis yang unik serta strategi cerdas berupa netralitas aktif, memiliki potensi untuk menjadi aktor penting dalam menciptakan stabilitas di kawasan Indo-Pasifik. Pengakuan atas peran ini oleh kekuatan besar seperti Amerika Serikat, Britania Raya, dan Jepang menunjukkan betapa pentingnya posisi Bangladesh.

Namun, keberhasilan jalur ini bergantung pada dua faktor krusial: pertama, melewati masa transisi politik domestik dan membentuk pemerintahan yang berkompeten, yang mampu melanjutkan strategi sebelumnya atau menawarkan versi baru yang konsisten. Kedua, mengelola secara bersamaan tantangan eksistensial seperti perubahan iklim dan keamanan maritim, yang tidak mungkin diatasi tanpa kerja sama regional dan internasional.

Masa depan Bangladesh sebagai “jembatan penghubung” Asia sangat ditentukan oleh bagaimana negara ini mengelola dua ujian sulit tersebut. (MF)

Your Comment

You are replying to: .
captcha