4 Desember 2025 - 20:58
Kantor PBB di Lebanon: Bersiap untuk Perang / Amerika: Untuk Saat Ini Tidak

Seiring dengan meningkatnya dinamika dan pergerakan situasi di Lebanon, berbagai spekulasi dan analisis mengenai kemungkinan perkembangan keamanan di kawasan ini terus bermunculan di media dan kalangan analis.

Kantor Berita Internasional Ahlul Bait — ABNA — Seiring dengan meningkatnya dinamika dan pergerakan situasi di Lebanon, berbagai spekulasi dan analisis mengenai kemungkinan perkembangan keamanan di kawasan ini terus bermunculan di media dan kalangan analis.

Harian Lebanon Al-Akhbar melaporkan bahwa Kantor Perserikatan Bangsa-Bangsa di Lebanon telah meminta seluruh organisasi internasional dan kemanusiaan yang aktif di negara itu untuk mengaktifkan rencana darurat mereka. Langkah ini dipandang sebagai persiapan menghadapi kemungkinan pecahnya perang besar di Lebanon.

Berdasarkan estimasi PBB, jika perang meluas, sekitar satu juta warga Lebanon dari wilayah selatan, Lembah Bekaa, dan Dahiyeh Beirut terancam mengungsi. Penilaian ini disusun berdasarkan gabungan data keamanan dan intelijen.

Dalam skenario terburuk, Lebanon diperkirakan akan mengalami:Serangan udara besar-besaran yang bertujuan menciptakan gelombang pengungsian masif, aksi pembunuhan terarah (targeted assassinations), serangan terhadap wilayah yang sebelumnya tidak pernah menjadi target, bahkan kemungkinan serangan terhadap fasilitas milik negara Lebanon.

Laporan tersebut juga menyebutkan bahwa terdapat perkiraan kemungkinan operasi darat pasukan Israel tidak hanya di Lebanon selatan, tetapi juga di wilayah Bekaa. Penilaian ini telah disampaikan kepada lembaga-lembaga terkait sejak bulan November lalu.

Di sisi lain, sumber-sumber media di Amerika Serikat menyebutkan bahwa Gedung Putih menjelang kunjungan Perdana Menteri Israel ke Washington tengah fokus pada upaya pengendalian eskalasi di Lebanon, Suriah, dan Gaza. Namun, pada saat yang sama, Amerika menyadari bahwa mereka tidak memiliki kemampuan politik untuk menyelesaikan persoalan senjata kelompok-kelompok perlawanan.

Sumber-sumber tersebut juga menegaskan bahwa Washington telah sampai pada kesimpulan bahwa mereka tidak mampu memaksa Lebanon, Suriah, dan Gaza untuk menerima kerangka keamanan yang diinginkan Tel Aviv.

Amerika Serikat khawatir bahwa setiap peningkatan eskalasi baru akan merusak situasi rapuh pascaperang dan justru mempercepat terjadinya konflik besar. Para analis yang memberi masukan ke pemerintah AS memperingatkan bahwa setiap ketegangan baru bisa menyeret Israel ke dalam siklus perang yang sulit dikendalikan, terutama menjelang pemilu paruh waktu.

Menurut laporan Axios, Amerika telah menyampaikan kepada Israel bahwa untuk saat ini Washington lebih memilih fokus pada “rencana ekonomi Trump” dan jalur negosiasi politik, bukan membuka medan perang baru.

Your Comment

You are replying to: .
captcha