Kantor Berita Internasional Ahlulbait -ABNA- Di tengah menurunnya harga minyak dunia, Arab Saudi meluncurkan strategi baru untuk tidak lagi hanya menjual minyak mentah, tetapi mengubah energi murahnya menjadi kekuatan komputasi raksasa melalui pembangunan pusat data dan infrastruktur kecerdasan buatan (AI).
Menurut laporan media regional dan internasional, Riyadh kini mendorong digitalisasi dan teknologi AI sebagai poros ekonomi masa depan. Dengan itu, sumber energi berbasis minyak negara tersebut diarahkan untuk menghidupkan pusat-pusat komputasi besar dan menghasilkan nilai tambah digital.
Situs Middle East Eye melaporkan bahwa Arab Saudi menargetkan menjadi kekuatan AI terbesar ketiga dunia dalam satu dekade, sebuah ambisi yang membutuhkan infrastruktur luas, konsumsi energi sangat besar, dan investasi miliaran dolar.
Dalam kerangka ini, perusahaan DataVolt sedang membangun pusat data bernilai 5 miliar dolar di pesisir Laut Merah, sebagai bagian dari jaringan megapusat data nasional. Sementara perusahaan negara Humain mengumumkan bahwa kapasitas listrik untuk pusat komputasinya akan ditingkatkan menjadi 6,6 gigawatt pada 2034.
Dengan 90% listrik Saudi berasal dari minyak dan gas, para analis menyebut kebijakan baru ini sebagai upaya “ekspor komputasi”, yakni mengubah energi minyak menjadi tenaga komputasi dan produk digital, alih-alih menjual minyak sebagai komoditas mentah.
Para pakar menilai langkah ini sebagai bentuk transformasi sumber daya tradisional menjadi nilai tambah digital dan bagian dari kompetisi geopolitik global di bidang kecerdasan buatan dan pusat data.
Your Comment