Kantor Berita Internasional Ahlulbait -ABNA- Senator Australia dari kubu sayap kanan ekstrem, Pauline Hanson, kembali memicu kontroversi setelah masuk ke ruang sidang Senat dengan mengenakan burqa. Aksi ini dilakukan setelah usulannya untuk melarang burqa di ruang publik ditolak oleh Senat, sehingga menyebabkan sidang harus ditangguhkan sementara.
Hanson, pemimpin partai One Nation berusia 71 tahun, memasuki ruang Senat pada Senin (24/11) sambil mengenakan burqa dan duduk di kursinya, memicu ketegangan di parlemen. Aksi ini mengingatkan publik pada langkah serupa yang ia lakukan pada tahun 2017, yang kala itu menuai kecaman luas.
Hanson mengklaim bahwa aksi tersebut merupakan “peringatan terhadap bahaya penutup wajah penuh” dan menuntut agar parlemen membatasi atau melarang penggunaan burqa. Namun aksinya langsung menuai reaksi keras dari Partai Buruh, oposisi, dan Partai Hijau. Pemimpin Senat dari Partai Buruh, Penny Wong, mengusulkan penangguhan Hanson, yang kemudian disetujui mayoritas senator. Meski begitu, Hanson menolak keluar dari ruang sidang sehingga rapat ditunda.
Senator Muslim Australia seperti Mehreen Faruqi dan Fatima Payman mengecam aksi Hanson sebagai sikap rasis, ofensif, dan memalukan. Mereka menegaskan bahwa burqa adalah bagian dari kebebasan beragama bagi sebagian perempuan Muslim, dan aksi provokatif seperti ini hanya memperbesar kebencian serta diskriminasi.
Komunitas Muslim Australia juga menyatakan keprihatinan mendalam, memperingatkan bahwa tindakan politisi seperti Hanson meningkatkan risiko islamofobia dan serangan terhadap perempuan Muslim. Meski mendapat gelombang kecaman, Hanson tetap bertahan dengan sikapnya dan kembali menyerukan larangan burqa di ruang publik.
Your Comment