Kantor Berita Internasional Ahlulbait -ABNA- Warga Lebanon telah terbiasa dengan kehadiran harian drone Israel yang melanggar wilayah udara mereka. Suara bising drone bahkan menjadi bagian dari rutinitas pagi sebagian warga, seperti digambarkan oleh Abu Hussein, warga Beirut Selatan. Meski demikian, drone bukan hanya alat pengintai, tapi juga telah digunakan untuk operasi pembunuhan.
Sejak gencatan senjata 27 November 2024, drone tak pernah benar-benar meninggalkan langit Lebanon. Mereka terbang bahkan di atas lokasi-lokasi strategis seperti kantor pemerintahan dan istana presiden.
Meski telah menjadi "biasa", ketakutan tetap ada, khususnya terhadap potensi serangan mendadak yang menyasar tokoh-tokoh perlawanan. Seorang bocah bernama Rim (12) mengatakan suara drone mengingatkannya pada rumahnya yang dibom. Sementara Karim (11) menyatakan tekadnya melawan Israel di masa depan.
Menurut psikolog, reaksi warga Lebanon yang menormalisasi kehadiran drone merupakan mekanisme bertahan psikologis, namun berisiko memisahkan persepsi individu dari kenyataan pahit yang mereka hadapi.
Your Comment