Kantor Berita Internasional Ahlulbait -ABNA- Setelah berakhirnya perang 12 hari antara Israel dan Iran (13–23 Juni 2025), sejumlah pusat riset strategis Israel, seperti INSS dan Mossgav, menyarankan pemerintah Netanyahu untuk melanjutkan serangan militer dan mendorong instabilitas internal di Iran guna menjatuhkan pemerintahan Republik Islam.
Menurut laporan analisis dari Pusat Kajian Al Jazeera, kedua lembaga tersebut menilai bahwa perang baru-baru ini membuka peluang emas untuk melemahkan program nuklir Iran dan memukul jaringan sekutu Teheran di kawasan, tanpa perlu segera menuju gencatan senjata atau negosiasi.
Mereka juga menyoroti dukungan publik Israel terhadap perang, yang dinilai cukup kuat untuk menopang operasi militer selama 1 hingga 3 bulan ke depan.
Dalam analisisnya, pusat-pusat riset tersebut juga menyebut:
-
Kesuksesan militer dan intelijen Israel dalam operasi terakhir,
-
Perbedaan pandangan soal stabilitas internal Iran (INSS lebih hati-hati, Mossgav optimis rezim bisa tumbang),
-
Keterlibatan terbatas negara-negara Arab Teluk dalam menahan rudal dan drone Iran, meskipun enggan memperkeruh ketegangan,
-
Dan akhirnya, penegasan bahwa perubahan rezim Iran adalah “solusi ideal”, yang dicapai melalui kombinasi serangan militer, operasi intelijen, dan penghasutan kerusuhan dalam negeri.
Your Comment