1 Juli 2025 - 13:45
Source: ABNA
Kelaparan, Senjata Senyap Israel dalam Genosida Rakyat Gaza

Dengan berlanjutnya pengepungan Gaza oleh rezim Zionis dan pembatasan ketat masuknya bantuan kemanusiaan, laporan-laporan menunjukkan memburuknya situasi kemanusiaan dan penggunaan kelaparan sebagai senjata terhadap warga sipil. Organisasi-organisasi internasional termasuk Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) dan UNICEF telah memperingatkan bahwa kelaparan di Gaza telah mencapai tingkat yang belum pernah terjadi sebelumnya dan nyawa ratusan ribu orang, terutama anak-anak, berada dalam bahaya.

Menurut laporan Kantor Berita Internasional AhlulBayt (AS) - ABNA - Jalur Gaza menghadapi krisis kemanusiaan yang dimensi-dimensinya semakin memburuk setiap hari akibat pengepungan total dan serangan terus-menerus oleh rezim Zionis. Berbagai laporan dari organisasi internasional, termasuk Program Pangan Dunia (WFP) dan Human Rights Watch, menunjukkan bahwa Israel, dengan membatasi masuknya makanan, air, obat-obatan, dan bahan bakar ke Gaza, telah mengubah kelaparan menjadi alat untuk menekan warga sipil. Tindakan ini, yang digambarkan oleh beberapa pejabat PBB sebagai "kejahatan perang," telah membahayakan kehidupan lebih dari dua juta orang di wilayah tersebut.

Berdasarkan laporan, sejak awal eskalasi konflik pada Oktober 2023, pengepungan Gaza telah menyebabkan penurunan 90 persen akses listrik, yang melumpuhkan rumah sakit, fasilitas pengolahan air, dan sistem pembuangan limbah. Kondisi ini, bersama dengan kehancuran infrastruktur, telah menyebabkan penyebaran penyakit seperti kudis dan cacar air di kalangan pengungsi. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) melaporkan bahwa kekurangan peralatan medis dan tidak adanya kondisi sanitasi telah menempatkan rumah sakit di Gaza di ambang kehancuran.

UNICEF telah menyatakan bahwa setidaknya 66 anak telah meninggal akibat malnutrisi dan jumlah anak-anak yang menderita malnutrisi akut terus meningkat. Juru bicara UNICEF menyebut situasi ini "tidak dapat dibenarkan" dan menyerukan pengiriman bantuan kemanusiaan segera. Selain itu, laporan-laporan menunjukkan bahwa beberapa penduduk Gaza, karena tidak adanya tepung, telah beralih menggunakan pakan ternak untuk membuat roti, roti yang menurut penduduk setempat, karena kualitasnya yang rendah, cepat hancur.

Kamar Dagang Gaza dalam sebuah pernyataan mengumumkan bahwa tingkat kemiskinan di wilayah ini telah melampaui 90 persen dan pengepungan saat ini merupakan "hukuman kolektif" yang bertentangan dengan hukum internasional. Lembaga ini juga melaporkan penutupan ratusan bengkel dan bisnis karena kurangnya bahan baku dan bahan bakar.

Laporan lapangan menunjukkan bahwa pusat-pusat distribusi bantuan makanan, yang beroperasi di bawah pengawasan pasukan Israel dan beberapa perusahaan asing, alih-alih memenuhi kebutuhan rakyat, telah berubah menjadi adegan kekacauan dan kekerasan. Beberapa sumber melaporkan bahwa tentara Israel menembaki warga sipil tak bersenjata di dekat pusat-pusat ini, yang mengakibatkan tewasnya ratusan orang dan ribuan lainnya terluka. Surat kabar Haaretz melaporkan bahwa tindakan ini adalah bagian dari strategi yang disengaja untuk menjauhkan orang-orang dari titik distribusi bantuan.

Antonio Guterres, Sekretaris Jenderal PBB, mengacu pada krisis kelaparan di Gaza, menyerukan pembukaan segera jalur perbatasan dan penghapusan hambatan untuk pengiriman bantuan kemanusiaan. Ia menggambarkan situasi ini "tidak dapat diterima" dan memperingatkan bahwa kelanjutan tren ini dapat menyebabkan bencana kemanusiaan yang akan membawa dampak merusak selama beberapa generasi.

Sementara itu, Afrika Selatan telah menyerahkan bukti kepada Mahkamah Internasional (ICJ) yang menunjukkan bahwa rezim Zionis menggunakan kelaparan sebagai alat untuk "pembersihan etnis." Klaim ini diajukan sementara Israel mengklaim bahwa pengepungan itu untuk menekan Hamas dan membebaskan sandera, namun organisasi-organisasi bantuan membantah klaim ini dan menekankan bahwa distribusi bantuan dilakukan di bawah pengawasan ketat PBB.

Dengan berlanjutnya panasnya musim panas dan kurangnya tempat berlindung, bahan bakar, dan makanan, kehidupan bagi penduduk Gaza menjadi tidak tertahankan. Organisasi bantuan internasional menyerukan tindakan segera dari komunitas internasional untuk menghentikan bencana kemanusiaan ini dan memperingatkan bahwa tanpa intervensi cepat, kelaparan dan penyakit dapat merenggut nyawa ratusan ribu orang lainnya.

Your Comment

You are replying to: .
captcha