Militer rezim Zionis mengumumkan bahwa invasi militernya ke Jalur Gaza yang dimulai pada Oktober 2023, bertujuan untuk menghancurkan infrastruktur militer dan komando gerakan Hamas serta pengembalian tahanan Israel.
Namun, lebih dari 18 bulan setelah serangan yang belum pernah terjadi sebelumnya ini dilancarkan militer Israel, gerakan Hamas bukan hanya tidak hancur, tetapi berhasil mempertahankan dirinya, bahkan membangun kembali sebagian besar kekuatan militernya.
Institut Studi Keamanan Dalam Negeri Israel, dalam analisis berdasarkan penelitian, menekankan bahwa Hamas bukanlah fenomena asing, baru, atau sementara di Palestina, melainkan gerakan yang berakar dalam yang telah mampu melembagakan kesadaran politik, agama, dan nasional dalam masyarakat Palestina selama beberapa dekade.
Menurut penelitian ini, Hamas telah merekrut pasukan baru, bahkan sebelum gencatan senjata berlaku dan telah berhasil mempertahankan kapasitasnya untuk melaksanakan operasi dan perang melawan pasukan pendudukan Israel di Jalur Gaza. Oleh karena itu, meskipun ada upaya dari tentara Israel, struktur terowongan Hamas tetap utuh, dan banyak di antaranya yang belum ditemukan.
Di sisi lain, surat kabar Zionis, Ma'ariv mengutip analis Israel, Avi Ashkenazi yang mengatakan bahwa setelah satu setengah tahun perang Gaza, gerakan Hamas masih memiliki kendali penuh atas Jalur Gaza.
Ashkenazi menyatakan bahwa tentara Israel hanya berhasil menghancurkan sekitar 25 persen terowongan bawah tanah gerakan Hamas. Selama ini terowongan-terowongan tersebut memainkan peran mendasar dalam strategi pertahanan dan serangan gerakan ini.
Di sisi lain, surat kabar Zionis, Haaretz menulis,"Fokus Hamas saat ini adalah pada konstruksi dan produksi bom dan bahan peledak rakitan".
Surat kabar Zionis Haaretz melanjutkan laporannya dengan menyatakan bahwa gerakan Hamas telah berhasil merekrut dan melatih sekitar 40.000 pasukan muda dan baru.
Tindakan ini menunjukkan pembangunan kembali kekuatan militer Hamas, meskipun adanya tekanan militer yang intens dari rezim Zionis.
Perkembangan ini menunjukkan bahwa kebijakan militer rezim Israel telah gagal mencapai tujuan jangka panjang mereka di Jalur Gaza, dan gerakan Hamas tetap menjadi aktor yang aktif dan efektif dalam gerakan perlawanan Palestina.
342/
Your Comment