Anwar Gargash, Penasihat Diplomatik Presiden Uni Emirat Arab, tiba di Tehran beberapa waktu lalu sebagai kepala delegasi resmi dan bertemu serta mengadakan pembicaraan dengan Menteri Luar Negeri Iran Sayid Abbas Araghchi.
Selama pertemuan ini, Gargash menyampaikan kepada Menteri Luar Negeri Iran teks surat yang dikirim oleh Presiden AS Donald Trump kepada Pemimpin Besar Revolusi Islam, Imam Khamenei.
Pakar politik Iran, Rasoul Salimi dalam sebuah analisis mengatakan, "Salah satu alasan terpenting mengapa Iran menolak untuk mengirim tanggapan atas surat Trump melalui Emirat adalah ketidakpercayaan terhadap negara ini karena hubungannya yang erat dengan rezim Zionis."
UEA sebelumnya menormalisasi hubungannya dengan Israel dengan menandatangani Perjanjian Abraham, sebuah langkah yang dipandang Tehran berarti menyelaraskan dirinya dengan musuh utama di kawasan, dan hubungan ini menunjukkan bahwa Abu Dhabi tidak dapat menjadi mediator netral bagi Tehran.
Catatan UEA yang terbatas dan tidak dapat diandalkan dalam mediasi
Salimi menambahkan,"Tidak seperti Oman, yang memiliki sejarah panjang dan sukses dalam memediasi antara Iran dan Amerika Serikat, UEA tidak memiliki banyak pengalaman di bidang ini dan lebih dikenal sebagai aktor ekonomi daripada mediator diplomatik".
Pakar politik ini mengungkapkan bahwa pilihan UEA untuk mengirim surat Trump kemungkinan besar karena hubungan dekat Abu Dhabi dengan Washington, bukan posisinya dengan Iran.
Faktanya, UEA lebih terlibat dalam persaingan regional dengan Iran dalam beberapa dekade terakhir, khususnya mengenai tiga pulau (Tunb Besar, Tunb Kecil, dan Abu Musa).
Pertimbangan politik dan strategis dalam negeri
Menurut pakar politik ini, keputusan Iran untuk tidak menggunakan UEA juga berasal dari pertimbangan domestik.
Dengan ancaman militer dan ketegangan nuklir Trump yang menjadi berita utama, kerja sama apa pun dengan negara yang dekat dengan Israel dapat memicu kritik politik di Iran.
Netralitas dan kebijakan luar negeri Oman yang independen
Analisis politik ini mengungkapkan,"Tidak seperti UEA, Oman menjalankan kebijakan luar negeri yang netral dan menghindari keterlibatan dalam persaingan regional. Negara tersebut tidak hanya mempertahankan hubungannya dengan Iran, tetapi juga menolak untuk bergabung dengan koalisi anti-Iran seperti Perjanjian Abraham".
Kenetralan ini diperkuat oleh letak geografis Oman di Selat Hormuz, di mana stabilitasnya sangat penting bagi Iran dan Amerika Serikat.
Pakar politik berpendapat bahwa Oman memiliki insentif yang kuat untuk mengurangi ketegangan karena situasi ini, dan insentif ini telah menambah kredibilitas diplomatiknya.
Hubungan historis dan saling percaya dengan Iran
Salimi melanjutkan,"Hubungan Iran-Oman sudah terjalin sejak sebelum Revolusi Islam dan tetap terjalin bahkan selama masa sanksi.Oman tetap netral selama Perang Iran-Irak dan membantu Tehran meningkatkan hubungannya dengan negara-negara Arab. Kepercayaan bersama ini membuat Oman menjadi pilihan alami bagi Iran".
Analis politik Rasoul Salimi menegaskan,"Memilih Oman daripada UEA merupakan bagian dari strategi Iran untuk menjaga independensi dalam diplomasi tidak langsung".
Dengan keputusan ini, Iran menunjukkan bahwa pihaknya tidak bersedia menerima saluran yang dipaksakan oleh Amerika Serikat atau sekutunya, dan menganggap ini sebagai diplomasi aktif yang bertujuan untuk mempertahankan posisi yang setara dalam menghadapi tekanan Amerika.(PH)
342/
Your Comment