27 Februari 2025 - 20:01
Media Zionis Ungkap Krisis Israel dari Masalah Psikologis hingga Media

Media Zionis Yedioth Ahronoth melaporkan adanya krisis psikologis di pasukan Israel.

Surat kabar Zionis Yedioth Ahronoth mengungkapkan bahwa 170.000 tentara Israel yang baru saja kembali dari medan perang telah mendaftar pada program perawatan Kementerian Perang Rezim Zionis untuk menerima dukungan psikologis.

Menurut Pars Today, banyak prajurit cadangan Israel yang telah berperang selama berbulan-bulan mencari perawatan psikologis, tetapi menghadapi kekurangan masalah psikoterapis yang parah. Ini bukan keseluruhan cerita, dan krisis psikologis hanyalah salah satu masalah yang telah mencengkeram rezim Zionis saat ini.

Analis politik Seyed Alaa Mousavi menilai Israel telah menghadapi krisis internal, kekalahan militer, dan penurunan kekuatan yang dtrastis.

Analis militer Israel Amir Bohbot juga melaporkan ketegangan parah di kalangan komandan senior tentara Israel menjelang penerbitan laporan investigasi atas serangan 7 Oktober.

Bohbot mengungkapkan bahwa sumber-sumber militer mengungkapkan bahwa hasil awal investigasi telah menyebabkan perselisihan hebat dalam staf umum angkatan darat dan meningkatnya ketidakpercayaan antara kepala staf baru dan para jenderal Israel.

Krisis eksistensial adalah istilah lain yang digunakan pakar militer Israel dalam komentarnya mengenai meningkatnya kekuatan Gerakan Perlawanan Islam Palestina (Hamas).

Mantan jenderal Israel dan mantan wakil kepala staf angkatan darat rezim tersebut, Yair Golan, menyatakan bahwa Hamas masih mengendalikan Jalur Gaza, dan berkata,"Israel menghadapi krisis eksistensial paling serius dalam sejarahnya, tidak hanya karena ancaman eksternal tetapi juga karena perpecahan dan perselisihan internal."

Krisis kegagalan media Israel juga merupakan masalah yang diakui para ahli Israel saat ini. Dalam hal ini, mantan juru bicara pemerintah Israel Elon Levy dalam sebuah analisis mengatakan, "Rezim Israel selalu menggunakan propaganda media untuk memanipulasi opini publik untuk tujuan ekspansionis dan untuk melegitimasi tindakannya. Tetapi Operasi Bagai al-Aqsa menandai titik balik dalam pertempuran ini".

Menurutnya, meskipun rezim Zionis berupaya keras untuk mempengaruhi opini publik dunia dalam perang Gaza. Meskipun telah menggunakan semua kekuatan jaringan media di wilayah ini, selain mengalami kekalahan dalam perang militer dan gagal mencapai tujuannya, rezim Zionis juga menghadapi kekalahan dalam pertempuran media dan tidak mampu menutupi kejahatan dan pembunuhan yang dilakukannya di Gaza.(PH)