Pada pertemuan Presiden AS dan Prancis, hari Senin (24/2/2025) di Gedung Putih, Presiden Prancis Emmanuel Macron, memotong pernyataan Presiden AS Donald Trump, saat konferensi pers, dan mengoreksi pendapatnya terkait bantuan Eropa ke Ukraina.
Sambil memegang bahu sejawatnya dari AS, Presiden Prancis, mengatakan, “Tidak seperti itu, 60 persen bantuan yang diberikan Eropa ke Ukraina, bukan utang, tapi hadiah.”
Eropa Inginkan Perang Berlanjut di Ukraina
Vasily Nebenzya, Wakil tetap Rusia, di PBB, Selasa (25/2) mengatakan, Eropa adalah satu-satunya pemain internasional yang menginginkan perang di Ukraina berlanjut, dan menentang berakhirnya perang sekuat tenaga.
Macron: Rusia, Agresor
Pada saat yang sama, Presiden Prancis Emmanuel Macron, Senin (24/2) di media sosial X menyebut Rusia sebagai agresor dalam perang Ukraina. Ia mengatakan, dukungan tak tergoyahkan negara-negara Barat, terhadap Ukraina, akan berlanjut.
Finlandia: Kemenangan Rusia berarti Kekalahan AS
Presiden Finlandia Alexander Stubb, Senin (24/2) dalam lawatan ke Kiev, mengatakan, jika Rusia, menang dalam perang Ukraina, maka Amerika Serikat, kalah.
Ia menegaskan, “Perang Ukraina, tidak hanya terkait dengan kemerdekaan, kedaulatan, dan integritas teritorial Ukraina semata, tapi juga terkait dengan keamanan Eropa, dan kepemimpinan AS.”
Rusia Minta Eropa Tak Campur Tangan
Presiden Rusia Vladimir Putin, terkait kesepakatan negaranya dengan Amerika Serikat mengatakan, “Dialog-dialog yang dilakukan untuk membangun kepercayaan Rusia dan AS, terkait dengan dua negara ini, negara-negara Eropa tidak boleh ikut campur.”
AS: Ukraina Tidak Mungkin Menjadi Anggota NATO
Di sisi lain, Mike Waltz, Penasihat Keamanan Nasional Pemerintah AS, dalam wawancara dengan Fox News mengatakan, “Washington tidak melihat kondisi apa pun yang di dalamnya Ukraina, bisa menjadi anggota Pakta Pertahanan Atlantik Utara, NATO.”
Zelensky: Kami akan Bangun Aliansi Militer Sendiri
Presiden Ukraina, mengumumkan, Kiev mungkin saja terpaksa untuk menciptakan NATO di wilayahnya. Menurutnya, jika pintu NATO tertutup untuk Kiev, maka negara ini tidak punya pilihan lain selain membangun NATO di Ukraina artinya menjaga pasukan yang cukup kuat untuk mematahkan serangan. (HS)
