Menurut Kantor Berita ABNA, Ayatullah Mujahid Sayid Yasin Mousavi, Imam Jumat Bagdad, mengatakan mengacu pada hadits Imam Husain as, “Imam Husain as mengatakan, tidakkah kamu melihat bahwa kebenaran tidak diikuti? dan kebatilan tidak dilarang, dari hadis ini, Imam Husain telah memperkenalkan alasan kebangkitannya dengan menyerukan pada kebaikan dan melarang kemunkaran.”
“Imam Husain as sebagai Imam umat tidak bisa meninggalkan medan dan memilih berzikir duduk di pojok masjid dengan kondisi kebatilan dan kemunkaran yang merajakela, yang karena itu ia memilih jalan perlawanan.” Tambahnya.
Merujuk pada permintaan Imam Husain as pada hari Asyura, Imam Jumat Bagdad ini berkata, “Imam berseru tiga kali, “Siapakah yang menjawab seruanku dan mau menjadi penolongku, dan setiap kali Imam Husain as menyeru, ada berapa yang menjawab seruannya, ada berapa yang kemudian bersedia menolongnya secara militer?”
Menanggapi pertanyaan ini, Ayatullah Mousavi menyatakan, “Dengan ini, Imam Husain as ingin menunjukkan kepada semua orang amalan amar ma’ruf dan nahi munkar, karena pekerjaan ini wajib menurut hukum suci.”
Mengenai keterkaitan kebangkitan Karbala dengan situasi saat ini di negara-negara Islam, Ayatullah Mousavi mengatakan, “Situasi kita saat ini juga sangat membutuhkan tindakan amar ma’ruf di segala bidang politik, budaya, sosial, dan lainnya agar situasi dapat berubah secara positif dan mampu menghadapi penetrasi negatif budaya Barat.”
Pada akhirnya, ia menunjuk pada serangan besar yang dilakukan Barat terhadap Islam dan Syiah yang otentik dan menyatakan, “Sekarang Barat, yang dipimpin oleh Amerika dan Israel, berupaya menghancurkan sepenuhnya Syiah sebagai contoh Islam Muhammad yang otentik. Menetapkan aturan pelarang jilbab di sekolah-sekolah seperti di Perancis hanyalah sebuah contoh metode Barat dalam melawan Syiah karena jilbab Syiah berasal dari jilbab Zainab al-Kubra sa.”