25 Mei 2022 - 11:16
Hassan Sayyad Khodai; Perwira Iran yang Baru Dikenal setelah Matinya

Meski sebagai perwira dan memegang jabatan penting di Kementerian Pertahanan dia tidak banyak dikenal, bahkan termasuk oleh rakyat Iran sendiri. Sebab memang ia bekerja dalam senyap. Foto-fotonya saat bertugaspun sangat sulit ditemui. Dia lebih sering berpakaian sipil dan tinggal dengan mengontrak apartemen sederhana di gang sempit, bercampur dengan masyarakat ekonomi tengah di pinggiran timur Tehran. Mobilnya pun produk nasional Iran dengan tipe yang paling murah.

Oleh: Ismail Amin 

Selasa (25/5), perwira menengah Korps Garda Revolusi Islam Iran (IRGC) Syahid Kolonel Hassan Sayyad Khodai dimakamkan. Seketika Tehran dipadati lautan manusia yang berebutan ingin menyentuh peti jenasah sang kolonel. Penghormatan terakhir diberikan dengan isak tangis dan keharuan yang mendalam. Siapa perwira muda Iran ini yang sebelumnya tidak begitu banyak dikenal?

Hassan Sayyad Khodai adalah perwira menengah IRGC Iran berpangkat kolonel yang lahir pada 1972 di pusat kota Azerbaijan Timur. Masa remajanya sudah dia habiskan di medan jihad. Usia 12 tahun dia sudah mengangkat senjata dalam perang Iran-Irak, itu juga setelah mengibuli petugas perekrutan relawan dengan menambah usianya. Dia anak bungsu dari tiga bersaudara. Kakaknya bercerita, “Kami tidak pernah tahu bahwa dia mendapat banyak luka dalam perang, sebab dia tidak pernah cerita. Saya baru tahu setelah memandikan jenasahnya. Dia pernah mengalami patah tulang, dan tubuhnya penuh luka bekas peluru.”

Usai perang Iran-Irak kecintaan pada medan jihad membuatnya mendaftar resmi untuk menjadi anggota militer. Dia langsung mendapat tugas bertempur dengan MKO, kelompok teroris paling brutal yang sengaja dibuat untuk menggulingkan Republik Islam Iran. 

Setelah bergabung dalam Brigade Alquds yang dikomandoi Mayor Jenderal Qassem Soleimani, dia mendapat peran strategis dan sangat rahasia. Dalam perang menghadapi ISIS di Suriah dan Irak, ia sebagai anak buah Mayjend Soleimani tampil gemilang dan selalu berhasil menjalankan tugas-tugas rahasia. ISIS kacau balau dan misi proxi AS dan Zionis di Irak dan Suriah jadi berantakan. Mossad pun menaruh dendam kesumat padanya sejak itu. 

Begitu sang panglima gugur melalui teror AS, Sayyad Khodai ditarik kembali ke Iran dan diberi jabatan sebagai Deputi Menteri Riset dan Pengembangan Teknologi Organisasi Industri Pertahanan. Kecerdasan kolonel muda yang kenyang pengalaman bersama Jenderal Soleimani di medan tempur ini diperlukan untuk memperkuat angkatan perang Iran masa depan. 

Meski sebagai perwira dan memegang jabatan penting di Kementerian Pertahanan dia tidak banyak dikenal, bahkan termasuk oleh rakyat Iran sendiri. Sebab memang ia bekerja dalam senyap. Foto-fotonya saat bertugaspun sangat sulit ditemui. Dia lebih sering berpakaian sipil dan tinggal dengan mengontrak apartemen sederhana di gang sempit, bercampur dengan masyarakat ekonomi tengah di pinggiran timur Tehran. Mobilnya pun produk nasional Iran dengan tipe yang paling murah. 

Setelah diincar Israel bertahun-tahun, pada Minggu (22/5) saat hendak memarkir mobil di depan rumahnya, langkahnya berhasil dihentikan selamanya. Dua pengendara motor menembaki tubuhnya. Lima butir peluru bersarang di dadanya dan seketika mati di tempat. Jelas dia ditembak oleh profesional dan terlatih. Orang yang pertama kali melihat tubuhnya bersimbah darah adalah istrinya sendiri. Meski sudah lama mendambakan kesyahidan, tentu Kolonel Hassan Sayyad Khodai tidak ingin itu terjadi di depan rumahnya sendiri dan di depan mata istrinya. 

Insiden itu menghebohkan. Para tetangga baru tahu, mereka bertetangga dengan orang yang sangat penting dan mungkin nyawanya dihargai jutaan dollar. Musuh jelas tidak tenang dan selalu dalam kecemasan ketika Khodai masih hidup. Dia terlalu banyak menyimpan rahasia yang diketahui Jenderal Soleimani, karena itu harus mengambil tindakan teror dan menghabisi nyawanya. 

Meski tidak mengaku berada dibalik pembunuhan itu, media Israel memperkenalkan Hassan Sayyad Khodai sebagai perwira IRGC yang paling dikehendaki kematiannya oleh rezim Zionis. Dia disebut bertanggungjawab mentransfer teknologi rudal canggih dan akurat ke Hizbullah. Israel Times menyebutkan, Khodai terlibat dalam penyelundupan senjata dan membantu Suriah dalam memproduksi rudal presisi. Oleh Channel 12 Israel, Kolonel Sayad Khodai disebut adalah pelaku utama pembunuhan warga Israel dan seorang jenderal AS di Jerman serta terlibat dalam banyak operasi rahasia yang menjengkelkan Israel. Pasca kematiannya, Tel Aviv telah memerintahkan kedutaan besar Israel di seluruh dunia untuk berada dalam siaga penuh. 

Sepak terjangnya dalam membela situs suci di Suriah dari teror ISIS dan kedekatannya dengan Syahid Soleimani membuat warga Tehran tumpah ruah menghadiri prosesi pemakamannya. Isak tangis mengiringi peti jenasah sang perwira menuju liang lahat, pada saat yang sama ruh Syahid Khodai mungkin sedang tersenyum sebab kematiannya menjadi jalan untuk bertemu dengan ruh atasannya, Syahid Soleimani dan ruh manusia-manusia suci yang dicintainya, yang juga gugur dalam kesyahidan. 

Panglima IRGC menyebut, teror atas Kolonel Hassan Sayyad Khodai telah melewati garis merah dan memiliki konsekwensinya sendiri. Mayor Jenderal Hossein Salami mengatakan, darah Syahid Sayyad Khodai tidak akan tumpah sia-sia. Menurutnya, setiap aksi yang dilakukan musuh akan mendapatkan balasan tegas.

Selamat jalan kolonel, tumpah lagi darah yang akan menyuburkan perlawanan. Zainab Soleimani, putri Syahid Soleimani menulis di akun Twitternya, “Bunuhlah kami, maka bangsa kami akan semakin bangkit. Kami adalah bangsa yang mencintai kesyahidan. Kami pengikut Imam Husain.”