Kantor Berita Ahlulbait

Sumber : Parstoday
Senin

12 Agustus 2024

14.38.45
1478196

Iran Gunakan Kekuatan Cerdas Melawan Israel, Begini Sorotan Mantan Diplomat India

Bhadrakumar, mantan diplomat India meyakini Iran akan menggunakan kekuatan cerdasnya untuk memberikan pukulan efektif terhadap kebijakan permusuhan rezim Zionis dan mengurangi dukungan internasional terhadap Israel.

Tehran, Parstoday- Dalam catatan berjudul "Pukulan keras Iran terhadap Israel dengan Kekuatan Cerdas", Bhadrakumar, mantan diplomat India, mengkaji perkembangan terkini di Asia Barat dan menunjukkan peran Iran di kawasan ini.

Ia yakin bahwa perubahan terkini dalam kebijakan regional dan internasional menunjukkan meningkatnya kekuatan Iran dan berkurangnya dukungan regional terhadap kebijakan anti-Iran yang dlancarkan Amerika Serikat.

Mantan diplomat India ini menunjukkan bahwa pemerintahan baru Iran sedang mencari interaksi yang konstruktif dengan dunia, dan menekankan bahwa perubahan dalam kebijakan luar negeri Iran akan mempunyai konsekuensi penting bagi rezim Israel dan Amerika Serikat.

Menurutnya, kemenangan Pezeshkian dalam pemilu menunjukkan pergerakan sebuah arus di Iran, sebuah arus yang dapat membuat tidak efektifnya kebijakan-kebijakan lama yang digunakan untuk memprovokasi ketidakstabilan sosial di Iran oleh musuh-musuh negara tersebut.

Kumar juga membahas reaksi internasional terhadap perkembangan ini dan merujuk pada permintaan Rafael Grossi, Direktur Jenderal Badan Energi Atom Internasional, untuk segera mengadakan pertemuan dengan Pezeshkian. Ia menilai langkah Grossi ini sebagai tanda pentingnya interaksi antara Iran dan badan ini, yang dapat mengarah pada perkembangan penting di bidang kerja sama nuklir.

Di bagian lain dari catatan tersebut, penulis menunjukkan perubahan pendekatan negara-negara Teluk Persia terhadap Iran dan mengatakan bahwa negara-negara ini, terutama Arab Saudi dan Uni Emirat Arab, menjauhkan diri dari posisi anti-Iran yag diambil Washington.

Ia menilai penghapusan nama Hizbullah dari daftar organisasi teroris Liga Arab yang dimasukkan karena tekanan Amerika, sebagai salah satu tanda perubahan pendekatan tersebut dan menekankan bahwa perubahan tersebut dianggap sebagai ancaman serius, terutama bagi  Israel.

Dia mengatakan:

Secara umum, perubahan paradigma dirasakan oleh kerajaan-kerajaan di Teluk Persia yang mengikuti perkembangan di Iran. Poin utamanya, Pezeshkian menekankan aliansi regional untuk menghadapi dampak ekstremisme.

Kumar juga merujuk pada perkataan Pezeshkian bahwa Suara para ekstremis tidak boleh menenggelamkan suara hampir dua miliar umat Islam yang cinta damai., dan Islam adalah agama untuk perdamaian.

Penulis menunjukkan bahwa empat puluh lima tahun setelah Revolusi Islam tahun 1979, Republik Islam diangkat sebagai suara moderasi dan rasionalitas!

Ia mengatakan:

Tentu saja, hal ini tidak berarti bahwa Iran dan anggota poros perlawanan lainnya akan melunakkan tanggapan mereka terhadap tindakan Israel baru-baru ini. Balasan Iran terhadap pembunuhan Haniyeh pasti akan lebih parah dan menyakitkan dibandingkan apa yang dialami Tel Aviv selama ini.

Kumar menilai perang dengan Iran akan sangat berbeda dengan perang rezim Israel dengan negara-negara Arab sebelumnya. Menurutnya, perang ini tidak akan ada habisnya sampai Israel mengizinkan berdirinya negara Palestina.

Ia menulis:

Kapasitas Israel untuk membalas secara bertahap akan berkurang, seperti yang terjadi pada Hizbullah. Keuntungan jangka menengah dan jangka panjang Iran lebih penting dibandingkan keuntungan Israel. Selain itu, perang akan terjadi di berbagai bidang dan melibatkan aktor non-negara.

Kumar menegaskan:

Sulit dipercaya bahwa Israel akan menyerang kedaulatan Iran sendiri, yang merupakan tindakan perang, tanpa adanya konfirmasi dari Amerika Serikat. Faktor yang "diketahui secara tidak jelas” ini membuat situasi menjadi sangat berbahaya. Pemimpin Besar REvolusi islam Iran, Ayatullah Khamenei, telah memerintahkan serangan langsung ke wilayah Israel.

Kumar juga menunjuk pengerahan pasukan angkatan laut AS di wilayah tersebut dan menganggapnya sebagai indikasi kemungkinan eskalasi situasi dan meningkatnya ketegangan antara Iran dan rezim Israel.

Terkait hal ini, ia mengutip laporan yang diterbitkan Pentagon yang menginformasikan tentang konsentrasi 12 kapal perang Amerika di kawasan Teluk Persia dan Laut Mediterania Timur.

Menurut penulis, Netanyahu, perdana menteri rezim Israel, sedang mencoba menciptakan realitas baru di Asia Barat dan menggunakan dukungan Amerika Serikat untuk mencapai tujuan ini.

Kumar menekankan bahwa Netanyahu tidak hanya berperan sebagai sutradara tetapi juga sebagai penulis skenario dalam upaya ini dan ingin memaksa aktor internasional lainnya untuk berkoordinasi dengannya.

Terakhir, Bhadrakumar menyimpulkan bahwa perkembangan terkini di Asia Barat menunjukkan perubahan besar dalam keseimbangan kekuatan di kawasan, yang dapat berdampak besar pada kebijakan masa depan regional.

Menurutnya, Iran sebagai aktor kunci, telah mampu menggunakan kekuatan cerdasnya untuk memberikan pukulan efektif terhadap kebijakan permusuhan rezim Israel dan mengurangi dukungan internasional terhadap rezim Zionis.(PH)