Kantor Berita Ahlulbait

Sumber : Parstoday
Selasa

26 Maret 2024

14.27.55
1446962

Pesan Ayat 18 Surah Al Isra, Sampaikan dan Tuntutlah Kebenaran!

Para Nabi agung Ilahi, meskipun masing-masing mereka menghadapi berbagai macam kekurangan dan kegagalan, namun secara umum jalan umat manusia menuju kesempurnaan, dan faktor penyebabnya adalah para Nabi.

Di dalam Al Quran, Surah Al Isra, ayat ke-18, Allah SWT berfirman, 
وَقُلْ جَاءَ الْحَقُّ وَزَهَقَ الْبَاطِلُ ۚ إِنَّ الْبَاطِلَ كَانَ زَهُوقًا 
"Dan katakanlah: 'Yang benar telah datang dan yang batil telah lenyap'. Sesungguhnya yang batil itu adalah sesuatu yang pasti lenyap." Di sini kami bermaksud untuk menyampaikan ulasan seputar ayat 18 Surah Al Isra, sebagaimana dijelaskan berikut ini.
  Analisa Ayat 18 Surah Al Isra
  "Wahai Nabi, katakanlah kebenaran datang, dan kebatilan telah lenyap". Ini adalah sunatullah, dan jalan para Nabi yang merupakan perwujudan dari kebenaran, termasuk dari sunatullah. "Sesungguhnya kebatilan pasti lenyap", sunatullah juga mengatakan bahwa kebatilan pasti binasa. Kebatilan adalah kekosongan, dan kehampaan, artinya sejak awal sudah kalah, dan kenyataannya, dunia tidak bisa berbuat apa-apa. Berdasarkan sunatullah ini, jika manusia melakukan pekerjaan apa pun di jalan Tuhan, dan mengikuti para Nabi, karena benar, maka pekerjaannya akan sukses, dan pada akhirnya akan berpengaruh serta meraih kemenangan di dunia.
  Belajar dari Air dan Dasarnya
  Ambillah air, tuangkan ke dalam sebuah gelas, lalu perhatikan. Dasar air akan naik ke permukaan, tapi tidak akan pernah bertahan lama di permukaan, dan kembali ke bawah. Sementara air akan terus bertahan pada posisinya. Air adalah sumber kehidupan, menghilangkan dahaga orang-orang yang kehausan, membuat pohon-pohon berbuah, bunga-bunga bermekaran, buah-buah matang, dan membuat segala sesuatu menjadi baik. Tapi bagaimana dengan dasar air? Tidak menghilangkan dahaga, tidak juga menumbuhkan tanaman. Dari sudut pandang Al Quran, hak atau kebenaran layaknya air, lebih banyak tenang, rendah hati, merunduk, pada saat yang sama sumber kehidupan dan menyegarkan. Sementara kebatilan layaknya dasar air, angkuh, dan menyukai posisi tinggi, akan tapi hampa, kosong, tanpa isi, tidak berguna, dan akan hilang. Oleh karena itu kita harus ingat selalu bahwa jika kita batil dan tak memberi manfaat, maka kita tidak akan bertahan, sirna, binasa. Bukan hanya manusia batil yang tak akan bertahan, tapi juga pemikiran batil, dan tindakan batil. Apakah Anda ingin bertahan? Maka jadilah manusia yang benar, berkata yang benar, dan menuntut kebenaran. Ketika kebenaran datang, maka kebatilan akan sirna.
  Menang atau Kalah?
  Sebagaimana yang ada di dalam benak kita, dan kita baca dalam sejarah, para Nabi, seluruhnya bekerja keras dan berjihad dalam hidupnya, banyak yang gugur syahid. Pertanyaannya, apakah pekerjaan mereka tidak berguna dan tidak bermanfaat? Atau apakah para Nabi, kalah? Atau sebagaimana ada dalam pemikiran-pemikiran dangkal dunia sampai sekarang, dan kekuatan-kekuatan anti-Nabi, suka jika pemikiran ini dimiliki masyarakat umum bahwa usaha para Nabi, tidak membuahkan hasil, dan di sepanjang sejarah manusia, penindasan dan kezaliman, pengkhianatan, anti-Tuhan, dan anti-kemanusiaan, mendominasi? Apakah seperti ini? Kita meyakini tidak seperti ini. Ada dua masalah dalam hal ini, pertama, rangkaian kenabian yang dikenal dengan Nubuwah, dan Risalah, artinya kafilah para Nabi, mulai dari Adam sampai Muhammad, apa yang sudah mereka lakukan? Apa yang sudah dikerjakan oleh mereka semua? Apakah sukses atau bangkrut? Ini satu masalah. Kedua, apakah para Nabi agung Ilahi, di masanya masing-masing berhasil atau gagal? Pada masalah pertama kita berkesimpulan dan berkata bahwa para Nabi agung Ilahi, meskipun masing-masing dari mereka mengalami kekurangan dan kegagalan, namun secara umum jalan manusia menuju kesempurnaan, dan faktor penyebabnya adalah para Nabi. Merekalah yang mendorong dan menggerakkan umat manusia ke tujuan, serta membantu umat manusia menempuh jalan tersebut.  Akan tetapi apakah masing-masing Nabi, yaitu masing-masing dari kebangkitan revolusioner Ilahi dan Tauhid, berhasil atau tidak? Kita katakan bahwa aturan universal berlaku di sini yaitu siapa pun yang memiliki keimanan dan kesabaran yang cukup, ia berhasil, sebaliknya siapa pun yang tidak memiliki keimanan dan kesabaran yang cukup, gagal. 

342/