Sayid Abdul Malik Al Houthi, Kamis (21/9/2023) dalam pidatonya
memperingati sembilan tahun Revolusi 21 September mengatakan, "Revolusi
21 September adalah salah satu prestasi terpenting yang dianugerakan
Allah Swt kepada rakyat Yaman, pasalnya revolusi ini telah membebaskan
kami dari belenggu perwalian (mandat)."
Ia menambahkan, "Sebelum Revolusi, orang-orang Amerika memaksakan
kebijakan permusuhan yang menyeret Yaman, ke dalam keruntuhan total di
semua bidang. Mereka memanfaatkan perseteruan politik untuk mengubah
situasi menjadi persaingan supaya bisa melayani dan memperkuat dirinya."
Menurut Al Houthi, sebelum revolusi, Yaman berada dalam kondisi yang
tidak aman sama sekali, Sanaa menjadi lokasi aksi para penjahat, teroris
dan ledakan-ledakan bom, dan para Takfiri tersebar di banyak provinsi
negara ini.
"Tanpa perang atau blokade, dan dalam situasi ketika aset negara seperti
minyak dan gas di seluruh negara ini berada di tangan pemerintah,
perekonomian Yaman, sebelum revolusi ambruk," imbuhnya.
Sekjen Ansarullah menegaskan, "Meski diblokade total tapi proses
produksi berbagai jenis senjata, dan keperluan militer mulai dari pistol
hingga rudal terus berlanjut, dan ini bertolak belakang dengan tujuan
koalisi agresor." (HS)
342/