Kantor Berita Ahlulbait

Sumber : ابنا
Senin

5 Juni 2023

12.45.24
1371237

Wakil Ketua Dewan Eksekutif Hizbullah di Lebanon:

Perlawanan yang Kami Pelajari dari Imam Khomeini Membuat Hizbullah Makin Kuat dan Makin Dicintai

Dalam khutbah shalat Jum'atnya, Syekh Ali Da’amusy menyatakan bahwa perlawanan yang ia pelajari dari Imam Khomeini adalah membebaskan tanah air dan melindungi Lebanon serta menjadikannya kuat.

Menurut Kantor Berita ABNA, dalam khutbah shalat Jum'atnya, Syekh Ali Da’amusy menyatakan bahwa perlawanan yang ia pelajari dari Imam Khomeini adalah membebaskan tanah air dan melindungi Lebanon serta menjadikannya kuat. “Persamaan yang dibuat oleh perlawanan dengan darah para syahid adalah hal yang sama yang menghentikan musuh menyerang Lebanon, rakyatnya, perbatasan, hak dan kekayaan.” Ungkapnya. 

Wakil Ketua Dewan Eksekutif Hizbullah di Lebanon lebih lanjut menambahkan, “Perlawanan hari ini berada pada tingkat persiapan tertinggi, tenang dan percaya diri, dan berhasil membuat musuh makin khawatir, takut dan bingung, dan manuver yang musuh lakukan adalah bukti kelemahan, ketakutan dan kebingungan mereka.”

“Yang paling mengkhawatirkan musuh adalah kemampuan perlawanan dan kesatuan arena, yang membuatnya takut sekarang, dan dia mengingatnya ribuan kali sebelum mereka berpikir untuk menyerang Lebanon.” Tambahnya.

Wakil Ketua Dewan Eksekutif Hizbullah di Lebanon juga menyatakan, “Kekhawatiran terhadap mata pencaharian masih di atas segalanya, terutama dengan kenaikan harga makanan dan barang-barang kebutuhan pokok secara menindas dan di luar kekuasaan dan kekuatan, yang membutuhkan tindakan cepat. Pemerintah sementara melalui  kementerian terkait harus segera bertindak, sebab ini berkaitan dengan penderitaan rakyat yang harus segera diringkan.”

Dia menekankan, “Apa yang ditunggu rakyat Lebanon adalah selesainya pemilihan presiden dan awal penyelesaian krisis mata pencaharian yang diderita rakyat Lebanon".

Syekh Da’amusy  juga berkata, “Rakyat Lebanon harus tahu bahwa negara tidak dapat diatur oleh logika pemaksaan, tantangan, monopoli dan penolakan, tetapi negara diatur oleh logika partisipasi nasional dan kerja sama semua kekuatan politik.

"Mengubah nama kandidat dan mengganti kandidat lain tidak ada hasilnya, dan satu-satunya cara yang mengarah pada hasil yang diperlukan dan mencapai pemilihan presiden adalah dialog, pemahaman, dan mencapai kesepakatan dengan faksi lain. Persiapan itu buang-buang waktu, karena tidak ada yang punya mayoritas di DPR. Oleh karena itu, tidak seorang pun dapat memaksakan apa yang diinginkannya kepada orang lain tanpa pengertian.” Tegasnya. 

“Kami menyatakan dukungan kami untuk Menteri Suleiman Franjieh, karena kami melihat dalam dirinya terdapat kualifikasi yang diperlukan dan karakteristik nasional, tetapi kami juga menyatakan kesiapan kami untuk dialog dan konsensus, sementara pihak lain menentang, menetapkan persyaratan, dan mencegah tercapainya kesepakatan, karena menginginkan tantangan dan konfrontasi, bukan dialog dan konsensus.” Tambahnya. 

Pada bagian akhir penyampaianya, ulama Lebanon ini mengatakan, “Hizbullah menganut kebijakan keterbukaan, dialog, dan kerja sama dengan semua pihak untuk mengatasi krisis dan menyelamatkan negara, dan yakin bahwa Lebanon dapat memikul tanggung jawab nasional dan mematuhi semangat kerja sama dan partisipasi untuk mengatasi kritis.”.