Menurut Kantor Berita ABNA, Mengutip @disway.id, Rabu (11/5), Dahlan menuliskan beberapa keunggualan wilayah yang menggantikan Kuala Lumpur sebagai IKN Malaysia sejak 1999 itu.
Ia menyebut suasana di Putrajaya rindang dengan pepohonan. Selain itu, tata letak bangunannya pun rapi.
"Yang membuat IKN ini lebih indah adalah danau-danaunya. Semuanya danau buatan untuk menyerap udara panas Putrajaya. Ada satu danau yang dibuat menggelang. Sehingga terbentuk pulau di tengahnya," tulis Dahlan.
Tak hanya itu, Dahlan mengatakan kedua arah jalan utama di Putrajaya sangat lebar. Di tengahnya dibangun jalur hijau yang tak kalah lebar, sekitar 30 meter.
"Di sepanjang jalan utama inilah kantor-kantor kementerian berada, juga gedung Mahkamah Agung. Sedangkan di ujung jalan lainnya berdiri bangunan megah, yakni International Convention Center," sambung Dahlan.
Lalu, jumlah penduduk Putrajaya juga dibatasi. Saat ini jumlahnya cuma 100 ribu orang.
Situasi itu berbeda dengan IKN Nusantara yang ditargetkan akan ditempati oleh 1,7 sampai 1,9 juta jiwa.
Kelebihan lainnya, jarak Putrajaya hanya 50 km dari Kuala Lumpur. Sementara, waktu tempuh dari pintu tol jurusan Kuala Lumpur Bandara Internasional Sepang ke Putrajaya hanya lima menit.
Di sisi lain, Dahlan mengatakan pemindahan IKN ke Putrajaya juga sempat terganjal krisis, sama seperti IKN Nusantara.
Pemindahan ibu kota ke IKN Nusantara terganjal oleh krisis akibat covid-19, sedangkan Putrajaya oleh krisis moneter (krismon) 1998.
Keputusan membangun IKN memang baru diambil pada 1995 oleh Mahathir Mohamad yang punya kekuasaan mutlak.
"Biar pun krismon, pembangunan jalan terus oleh kontraktor Malaysia sendiri. Tidak boleh ada kontraktor asing. Seluruh bahan bangunan pun harus dari Malaysia. Material asing dibatasi hanya boleh 10 persen," ujar Dahlan.
Sama seperti Indonesia, pilihan lokasi IKN di Malaysia lebih dari satu. Pada babak akhir, Malaysia menetapkan dua pilihan, yaitu di daerah Prang Besar (Selangor) atau di Janda Baik (Pahang).
Jarak kedua wilayah tersebut sama-sama tidak jauh dari Kuala Lumpur, yakni sekitar 50 km. Dahlan menuturkan keputusan memindahkan IKN ke Prang Besar diambil setelah Sultan Selangor mau merelakan kawasannya kepada pemerintah pusat.
Ia mengatakan Putrajaya adalah kota baru yang ketiga di Kuala Lumpur. Jauh sebelum itu, telah dibangun kota baru pertama pada 1974, yakni Syah Alam sebagai ibu kota negara bagian Selangor yang baru.
Dengan demikian, Kuala Lumpur bukan lagi wilayah Selangor. Sebab, IKN harus berada di wilayah federal.
342/
"Ternyata 40 tahun kemudian IKN Malaysia pindah ke Putrajaya. Tanpa mencabut status wilayah federal Kuala Lumpur. Justru Selangor yang harus kembali menyerahkan sebagian wilayahnya ke pusat. Untuk menjadi wilayah federal yang baru Putrajaya," tutup Dahlan. (cnnindonesia.com)