Kantor Berita Internasional Ahlulbait -ABNA- Di Provinsi Hadramaut, Yaman, keamanan perbatasan Arab Saudi kini beririsan dengan pergerakan Dewan Transisi Selatan yang didukung Uni Emirat Arab.
Menurut laporan jaringan Al-Arabi, ketegangan militer di Hadramaut merupakan ujian lapangan langsung pertama bagi perbedaan pandangan Arab Saudi dan Uni Emirat Arab di Yaman—perbedaan yang setelah bertahun-tahun koordinasi kini beralih dari level politik ke benturan militer.
Meski perang telah berlangsung lebih dari satu dekade, Hadramaut relatif terhindar dari konflik langsung antara pemerintah Yaman yang mengundurkan diri dan pemerintah yang didukung Gerakan Ansarullah Yaman; namun provinsi ini tetap terdampak oleh konsekuensi perang dan persaingan pengaruh lokal maupun regional.
Posisi strategis Hadramaut
Provinsi Hadramaut terletak di timur Yaman dan berbatasan dengan Laut Arab. Provinsi ini berjarak sekitar 794 kilometer dari Sana’a, berbatasan dengan Arab Saudi di utara dan Oman di timur.
Dari sisi luas wilayah, Hadramaut adalah provinsi terbesar di Yaman dan mencakup sekitar 36 persen wilayah negara, yang memberinya bobot geopolitik khusus.
Di provinsi ini terdapat sejumlah pelabuhan penting, di antaranya Pelabuhan Mukalla, Pelabuhan Ash-Shihr, dan Pelabuhan minyak Ad-Dhabba. Hadramaut juga merupakan lumbung minyak terpenting Yaman, dengan sekitar 80 persen produksi minyak nasional berasal dari wilayah ini.
Kawasan Al-Masila telah menjadi pusat eksplorasi dan produksi minyak sejak dekade 1990-an.
Poros minyak Hadramaut
Kapasitas minyak ini menjadikan Hadramaut sebagai sumber pendapatan terpenting bagi pemerintah Yaman dan kartu truf ekonomi dalam setiap kontestasi kekuasaan atau penyelesaian politik apa pun.
Secara politik, terdapat tiga proyek yang saling bertentangan di Hadramaut. Proyek pertama adalah milik pemerintah Yaman yang mengundurkan diri, yang menekankan persatuan negara. Proyek kedua milik Dewan Transisi Selatan Yaman, yang menginginkan pemisahan wilayah selatan. Proyek ketiga adalah koalisi suku-suku Hadramaut yang sejak 2013 menuntut otonomi dan pemerintahan lokal independen, disertai pembagian kekuasaan dan sumber daya yang adil.
Dalam beberapa pekan terakhir, Dewan Transisi Selatan berhasil menguasai pusat-pusat kekuatan, sumber minyak, dan pelabuhan di Hadramaut dan Al-Mahrah.
Pandangan Arab Saudi dan Uni Emirat Arab terhadap Hadramaut
Hadramaut pada dasarnya merupakan garis kontak darat penting dengan Arab Saudi dan menjadi bagian dari kedalaman keamanan perbatasan selatan negara tersebut. Arab Saudi memandang Hadramaut sebagai wilayah strategis dan perbatasan yang terikat langsung dengan keamanan nasionalnya.
Sebaliknya, banyak pertanyaan muncul mengenai peran Uni Emirat Arab dalam mendukung kekuatan-kekuatan lokal di Hadramaut, khususnya Dewan Transisi Selatan.
Provinsi Hadramaut Yaman secara historis pernah menjadi salah satu pusat utama perdagangan global, dan warisan ini hingga kini menambah bobot politiknya dalam perdebatan mengenai masa depan Yaman dan bentuk sistem politiknya.
Dengan demikian, Hadramaut kini dihadapkan pada berbagai skenario: mulai dari menguatnya kecenderungan separatis, peredaan ketegangan melalui kesepakatan baru untuk mengatur pengaruh, berlanjutnya konflik lokal atas sumber daya, hingga berpotensi menjadi arena konfrontasi regional di timur Yaman.
Your Comment