Melansir laporan kantor berita ABNA dari Al-Masirah, Mohammed Al-Farrah, anggota biro politik gerakan Ansarullah Yaman, menyatakan bahwa Arab Saudi tidak pernah menjadi mediator di Yaman, melainkan pihak utama dalam agresi dan pengepungan terhadap negara tersebut. Ia menegaskan bahwa Saudi bertanggung jawab atas setiap tetes darah yang tumpah dan setiap anak yang kelaparan akibat penutupan perbatasan serta pemblokiran bahan bakar dan obat-obatan.
Al-Farrah mengkritik keras komunitas internasional dan Dewan Keamanan PBB atas sikap diam mereka, dengan menyatakan: "Diamnya dunia tidak akan menghalangi kami untuk menuntut hak-hak rakyat kami. Mobilisasi massa yang terlihat di Yaman menunjukkan komitmen rakyat terhadap opsi keteguhan dan perlawanan."
Mengenai ancaman rezim pendudukan (Israel) untuk meluncurkan perang baru melawan Lebanon, ia menyatakan: "Yaman memiliki posisi prinsip yang tetap: bahwa kami adalah bagian dari Poros Perlawanan. Oleh karena itu, setiap agresi terhadap wilayah mana pun di poros ini dianggap sebagai agresi terhadap kami sendiri. Perang melawan Lebanon tidak akan menjadi perang yang berdiri sendiri; front perlawanan lainnya akan bergabung, dan Yaman adalah bagian dari itu."
Your Comment