Oxford Union dalam sebuah forum debat yang diselenggarakan dengan izin Universitas Oxford, dalam diskusi terbarunya mengeluarkan hasil pemungutan suara tegas yang menyatakan bahwa, meskipun terdapat klaim dari sebagian pihak, rezim Zionis-lah yang merupakan ancaman besar di kawasan Asia Barat, bukan Iran.
Debat ini diadakan dengan menghadirkan Mohammad Shtayyeh, mantan Perdana Menteri Otoritas Palestina, dan Hillel Neuer, pengacara hak asasi manusia, dengan fokus pada kajian mengenai peran rezim Israel dalam menciptakan ketidakstabilan kawasan.
Shtayyeh, dalam pembelaannya terhadap pandangan tersebut, menyebut rezim Zionis sebagai “rezim kolonial yang ekspansionis” yang melakukan tindakan di luar hukum melalui pelanggaran berulang terhadap resolusi-resolusi PBB dan menerapkan kebijakan apartheid terhadap rakyat Palestina.
Mantan Perdana Menteri Otoritas Palestina itu juga menyinggung praktik pendudukan, kejahatan, dan genosida oleh rezim Israel serta menegaskan bahwa rezim tersebut, dengan menyeret kawasan ke dalam konfrontasi berulang, merupakan faktor utama ketidakstabilan.
Para anggota Oxford Union dengan mayoritas 278 suara setuju berbanding 59 suara menolak, mengesahkan sebuah mosi yang menyatakan bahwa rezim Israel adalah “rezim apartheid dan bertanggung jawab atas genosida.”
Pemungutan suara ini dilakukan pada saat rezim Zionis baru-baru ini mencapai kesepakatan dengan gerakan Hamas mengenai rencana perdamaian Donald Trump, Presiden Amerika Serikat, dan sedang menghadapi kasus genosida di Mahkamah Internasional.
Selain itu, dalam serangan-serangan rezim Israel terhadap Iran, lebih dari seribu orang—termasuk para komandan militer dan ilmuwan nuklir—gugur, dan fasilitas non-militer turut menjadi sasaran, yang dianggap sebagai pelanggaran nyata terhadap hukum perang internasional. (MF)
Your Comment