17 November 2025 - 20:43
Source: Parstoday
Islamofobia di Negara-negara Barat Meningkat; Diskriminasi di Eropa dan Ancaman di AS

Organisasi Kerja Sama Islam (OKI) mengumumkan bahwa Eropa di tahun 2024 merupakan tempat kedua pusat utama peristiwa Islamofobia setelah Amerika Serikat.

Menurut laporan internasional yang kredibel, Eropa telah menyaksikan gelombang Islamofobia yang mengkhawatirkan sejak Oktober 2023. Menurut laporan terbaru Organisasi Kerja Sama Islam, Eropa akan menjadi fokus utama kedua insiden Islamofobia di dunia pada tahun 2024, setelah Amerika Serikat.

Statistik yang mengejutkan menunjukkan bahwa satu dari dua Muslim di Uni Eropa menjadi korban diskriminasi, dan negara-negara seperti Austria, Jerman, dan Prancis berada di peringkat teratas. Austria memiliki tingkat diskriminasi tertinggi dengan 71 persen, Jerman 68 persen, dan Finlandia 63 persen. Sementara itu, Austria mengalami angka tertinggi sejak 2015 pada tahun 2023, dengan mencatat lebih dari 1.500 kejahatan kebencian.

Laporan Organisasi Kerja Sama Islam memperingatkan bahwa kebangkitan gerakan sayap kanan dan penyebaran ujaran kebencian di dunia maya merupakan faktor terpenting dalam intensifikasi fenomena Islamofobia.

Permintaan Dewan Hubungan Amerika–Islam untuk Mengutuk Ancaman Pengeboman terhadap Sekolah Islam

Di sisi lain, pada hari Jumat lalu, di kota Lexington, Amerika Serikat, dilaporkan adanya ancaman pengeboman terhadap sebuah sekolah Islam.

Terkait hal ini, Dewan Hubungan Amerika–Islam (CAIR), yang merupakan organisasi hak-hak sipil dan pembelaan Muslim terbesar di Amerika, meminta para pemimpin negara bagian untuk mengutuk ancaman pengeboman terhadap sebuah sekolah Islam di Lexington.

Edward Ahmed Mitchell, wakil direktur nasional CAIR, dalam sebuah pernyataan mengatakan: “Ancaman pengeboman terhadap sebuah sekolah swasta milik komunitas Muslim di Kentucky, di tengah meningkatnya retorika anti-Islam yang sangat tajam dan terkoordinasi di seluruh negeri, sangat mengkhawatirkan.”

Ia menambahkan:

“Kami meminta para pemimpin politik, agama, dan sosial di Kentucky untuk mengutuk tindakan penuh kebencian ini dan menyatakan solidaritas dengan komunitas Muslim Kentucky. Tidak ada seorang anak pun yang seharusnya pernah merasakan ketakutan di sekolah.”

Mitchell mengatakan bahwa pada awal tahun ini, Dewan Hubungan Amerika–Islam menerbitkan laporan hak-hak sipil 2025 berjudul “Pelanggaran-Pelanggaran Anti-Konstitusional” yang menunjukkan bahwa Islamofobia tetap berada pada tingkat yang tinggi di seluruh Amerika. (MF)

Your Comment

You are replying to: .
captcha