Kantor Berita Internasional Ahlulbait -ABNA- Keamanan Ethiopia baru-baru ini menangkap 82 orang yang diduga terkait ISIS, menyoroti aktivitas kelompok ini di Afrika Timur. ISIS telah bertransformasi sejak 2019 menjadi jaringan cabang otonom yang makin fleksibel, dengan Afrika sebagai fokus utama.
Di Somalia, ISIS memanfaatkan kelemahan pemerintah dan konflik suku, menjadikan negara ini basis penting, dengan sekitar 700-1500 anggota. Di Republik Demokratik Kongo, cabang ISIS berasal dari kelompok pemberontak ADF dengan 500-1500 anggota, beroperasi di wilayah timur dan memperluas ke Uganda.
Di Mozambik, cabang ISIS muncul sejak 2017, aktif di provinsi Cabo Delgado dengan 300-1000 anggota setelah operasi militer menekan mereka. ISIS di Afrika menggunakan berbagai strategi perekrutan, termasuk memanfaatkan ketidakpuasan sosial dan identitas etnis, serta menggabungkan jaringan kelompok bersenjata lokal dan pejuang asing.
Secara finansial, cabang Somalia menjadi yang paling menguntungkan dengan pendapatan jutaan dolar dari pemerasan, sementara cabang Kongo mendapat dana dari pajak tambang emas. ISIS juga makin mengandalkan mata uang digital untuk menghindari tekanan anti-terorisme.
Aktivitas ISIS meningkat pesat di Afrika, melemahkan otoritas negara, memperluas wilayah pengaruh, dan mengancam stabilitas serta keamanan regional secara serius.
Your Comment