Setelah Donald Trump menarik Amerika Serikat keluar dari JCPOA dalam masa jabatan pertamanya sebagai presiden pada tahun 2018, ia mengumumkan kebijakan tekanan maksimum untuk mencoba mengurangi penjualan minyak Iran menjadi nol dengan memberlakukan sanksi yang belum pernah terjadi sebelumnya, yang sejauh ini belum berhasil.
Sementara itu, Cina hingga kini masih menjadi konsumen terbesar minyak Iran.
Berdasarkan data terbaru, impor minyak Cina dari Iran mencapai rekor 1,8 juta barel per hari bulan ini dengan peningkatan signifikan.
Menurut data dari perusahaan pelacakan tanker, di tengah tingginya impor secara keseluruhan dalam beberapa pekan terakhir, yang dipengaruhi oleh harga minyak yang lebih rendah pada bulan April dan Mei, Cina secara signifikan meningkatkan impor minyak mentahnya dari Iran bulan ini.
Menurut data dari Vortexa, impor minyak Cona dari Iran mencapai rekor 1,8 juta barel per hari antara tanggal 1 dan 20 Juni.
Data Kepler menunjukkan bahwa impor minyak Cina dari Iran rata-rata mencapai 1,46 juta barel per hari dari tanggal 1 hingga 27 Juni, sekitar 500.000 barel per hari lebih banyak dari perkiraan impor Cina dari Iran pada bulan Mei.
Ekspor minyak Iran yang lebih tinggi ke Cina disebabkan oleh peningkatan pasokan minyak mentah Iran pada bulan Mei dan lebih banyak pembelian oleh penyuling minyak independen Cina, yang dikenal sebagai "tea pots," yang membeli minyak mentah Iran yang lebih murah untuk mengisi cadangan mereka selama puncak permintaan musim panas.
Ekspor minyak harian Iran naik 44 persen pada pekan pertama agresi militer Israel, dan analis memperkirakan impor minyak Cina dari Iran akan tetap pada level tinggi dalam beberapa pekan mendatang.
Menurut Oil Price, setelah memberlakukan gencatan senjata pada rezim Israel, Presiden AS Donald Trump menulis di jejaring sosial Truth Social dengan mengungkapkan,"Cina sekarang dapat terus membeli minyak dari Iran. Kami berharap mereka juga akan membeli sejumlah besar minyak dari AS."
Juru bicara Kementerian Luar Negeri Cina, Guo Jiakun kepada pejabat AS mengatakan,"Cina akan mengambil langkah-langkah yang wajar untuk memastikan keamanan energi berdasarkan kepentingan nasionalnya."(PH)
Your Comment