5 Mei 2025 - 22:52
Source: Parstoday
Tiga Tren Penghambat Negosiasi Tidak Langsung Iran dan AS, Apa Saja?

Sejak dimulainya perundingan nuklir tidak langsung antara Iran dan Amerika Serikat, kemungkinan terjadinya penghentian atau gangguan di sepanjang jalan telah diantisipasi. Sebab, di samping sejarah Amerika yang tidak berkomitmen dan berperilaku tidak dapat diandalkan, arus besar sedang mencoba secara terorganisasi untuk mencegah Iran mencapai kesepakatan yang menguntungkan.

 Negosiasi tidak langsung antara Iran dan Amerika Serikat mengenai program nuklir Iran dimulai pada 12 April. Putaran kedua dan ketiga negosiasi ini diadakan pada 19 dan 26 April. Putaran keempat pembicaraan tidak langsung antara kedua belah pihak dijadwalkan akan diadakan pada Sabtu, 3 Mei 2025, tetapi Menteri Luar Negeri Oman, Badr bin Hamad Al Busaidi mengumumkan bahwa putaran keempat pembicaraan Iran-AS telah ditunda ke tanggal lain karena masalah logistik.

Selama beberapa pekan terakhir, putaran baru perundingan Iran-AS, yang seharusnya diadakan di Roma ditunda, terutama dalam situasi di mana AS, meskipun mengklaim keinginan untuk kembali ke JCPOA, justru menjatuhkan sanksi terhadap tujuh entitas Iran yang aktif di sektor minyak dan petrokimia. Perilaku yang bertentangan seperti itu jelas menunjukkan bahwa niat baik pihak Amerika tidak dapat dengan mudah dipercaya.

Sementara itu, ada tiga arus utama yang secara aktif menyabotase perundingan tidak langsung antara Iran dan Amerika Serikat.

Pertama, ada aliansi yang tak terduga antara sejumlah kubu Demokrat di Amerika Serikat dan garis keras era Trump seperti Pompeo dan Bolton, yang tidak ingin pencapaian diplomatik didaftarkan atas nama pemerintah rivalnya.

Kedua, ada negara-negara Eropa, terutama Prancis, yang merasa terpinggirkan, terkadang mencoba merusak suasana negosiasi dengan komentar-komentar tendensius seperti klaim bahwa "Iran hampir memiliki senjata nuklir."

Ketiga, rezim Zionis dan jaringan medianya yang luas, melalui media seperti Iran International dan tokoh-tokoh rezim despotik Shah, terus-menerus memicu suasana menentang negosiasi antara Iran dan Amerika Serikat.

Dalam situasi seperti itu, satu-satunya strategi yang efektif adalah strategi yang digariskan oleh Pemimpin Besar Revolusi Islam bahwa bergerak secara cerdas dalam negosiasi sambil menjaga prinsip, tidak terlalu optimis terhadap pihak lain, dan pada saat yang sama mengandalkan kemampuan dalam negeri Iran.(PH)

342/

Your Comment

You are replying to: .
captcha