Kantor Berita Ahlulbait

Sumber : Pars Today
Selasa

6 Agustus 2019

09.09.20
967355

Datangi Kantor PLN, Jokowi: Listrik Padam Rusak Reputasi PLN

Menyusul listrik mati di sejumlah wilayah Jawa Tengah, Jawa Barat, DKI Jakarta, hingga Banten, Presiden Joko Widodo mendatangi kantor pusat PT PLN pada Senin (5/8/2019). Ia didampingi Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi, Sekretaris Kabinet Pramono Anung, dan Menteri ESDM Ignasius Jonan.

(ABNA24.com) Menyusul listrik mati di sejumlah wilayah Jawa Tengah, Jawa Barat, DKI Jakarta, hingga Banten, Presiden Joko Widodo mendatangi kantor pusat PT PLN pada Senin (5/8/2019). Ia didampingi Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi, Sekretaris Kabinet Pramono Anung, dan Menteri ESDM Ignasius Jonan.

Terlihat juga Menteri Komunikasi dan Informatika Rudiantara serta Kepala Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN) Hinsa Siburian.

Begitu memasuki ruangan rapat, Jokowi langsung meminta penjelasan Direksi PLN mengenai pemadaman.

Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyatakan, semua pihak dirugikan akibat listrik padam hampir di seluruh Jawa pada Minggu (4/8/2019). Dia pun menyesalkan peristiwa tersebut.

Jokowi mengatakan, beberapa pelayanan mengalami gangguan akibat listrik padam, salah satunya adalah pelayan transportasi seperti MRT. Kondisi ini pun sangat berbahaya bagi penumpang.

"Pelayanan transportasi umum sangat berbahaya sekali, MRT misalnya. Oleh sebab itu pagi hari ini saya ingin mendengar langsung," kata Jokowi, di Kantor Pusat PLN, Jakarta, Senin (5/8/2019). Sebagaimana hasil pantauan Parstodayid dari Liputan6, Senin (05/08).

Menurut Jokowi, listirk padam tersebut sangat merugikan semua pihak. Dia pun menyesalkan peristiwa tersebut terjadi dan ingin mendengarkan langsung penyebabnya dari pihak PLN.

"Saya tahu ini tidak hanya bisa merusak reputasi PLN namun banyak hal di luar PLN, terutama konsumen sangat dirugikan. Tolong disampaikan yang simpel-simpel saja," tuturnya.

Jokowi pun mempertanyakan listrik padam tersebut bisa terjadi, sebab sebagai perusahaan besar seharusnya PLN bisa memitigasi dan melakukan upaya penanganan dengan cepat.

"Apakah tidak dihitung apakah tidak dikalkukasi kalau akan ada kejadian-kejadian. Sehingga kita tahu sebelumnya. Kok tahu-tahu drop. Artinya pekerjaan yang ada tidak dihitung tidak dikalkulasi. Dan itu betul-betul merugikan kita semuanya," tandasnya.

Penjelasan Plt Dirut PLN

Plt Direktur Utama PT PLN (Persero) Sripeni Inten Cahyani buka-bukaan kepada Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengenai pemadaman listrik yang terjadi di separuh Pulau Jawa, kemarin.

Sebelum menjelaskan penyebabnya, bos PLN yang baru diangkat oleh Menteri BUMN Rini Soemarno ini pun meminta maaf atas kejadian tersebut.

"Atas nama direksi kami mohon maaf atas kejadian hari minggu 4/8/2019," kata Sripeni di kantor pusat PLN, Jakarta, Senin (5/8/2019). Sebagaimana dilaporkan Detik, Senin, 5 Agustus 2019.

Dia melaporkan, sistem kelistrikan di Jawa-Bali terdapat dua sistem yakni jalur utara dan selatan, di mana masing-masing sistem memiliki dua sirkuit atau jaringan. Sehingga totalnya ada empat sirkuit, salah satunya memiliki daya 500 kv.

"Kalau dari utara adalah Rembang, Ungaran, Mandiraja dan kemudian yang selatan ada Kediri, Kasugihan, kemudian Tasikmalaya. Dua-duanya adalah 500kv, dua sirkuit," ujar Sripeni.

Kejadian blackout pada hari Minggu (4/8/2019), kata Sripeni, terjadi gangguan pada pukul 11.48 WIB di sistem utara pada jaringan Ungaran-Pemalang. Gangguan terjadi pada saat proses transfer listrik dari wilayah Timur ke Barat melalui sistem jalur selatan.

"Pada Minggu ini sudah jadi rutin, beban rendah, sehingga kami PLN melakukan perbaikan/pemeliharaan jaringan. Yang dipelihara adalah yang di selatan di Kediri, Kasugihan, satu sirkuit dipelihara. Sirkuit yang pertama. Sehingga itu tinggal satu sirkuit saja," jelas dia.

Pada waktu pindah dari Ungaran ke Kasugihan dan Tasik, dikatakan Sripeni yang menjadi penyebab terjadinya separuh Jawa mengalami pemadaman listrik.

Guncangan dalam sistem, lanjut Sripeni membuat beberapa sistem yang tersambung terlepas. Sehingga aliran pasokan dari timur ke barat mengalami putus.

Pada saat itu, lanjut dia, sistem kelistrikan di Jawa dan Bali khusunya Jogjakarta, Jawa Tengah, dan Jawa Timur berjalan normal. Karena beberapa sistem terlepas maka tegangan listrik mengalami penurunan. Sehingga, sistem pun membuat proteksi sistem pembangkit yang berada di jalur barat melepas dari sistem utama.

"Karena frekuensinya drop sampai 46 hz. Kemudian ini secara proteksi kesisteman mesin pembangkit melepaskan diri," jelas dia.

Dengan kejadian itu, Sripeni mengungkapkan mitigasi PLN adalah memaksimalkan perbaikan atau proses transfer dari timur ke barat tetap berjalan.

Hanya saja, beberapa pembangkit seperti Suralaya statusnya hot start yang artinya tetap menyala namun tegangannya hanya sedikit. Sehingga butuh waktu empat jam untuk mengembalikan ke kondisi normal.

Namun, pada pukul 14.00 WIB kemarin Pembangkit Saguling yang berperan menstabilkan daya sekaligus mentransfer ke beberapa pembangkit seperti Cibinong, Depok, Gandul, Balaraja memakan waktu yang lebih lama.

"Namun posisinya sudah cukup lama Pak (Jokowi), sehingga masuk ke Suralaya sudah cold start. Mesin sudah dingin sehingga sampai saat ini kami bisa memprediksikan dalam waktu 4 jam, PLTU Suralaya dengan kapasitas 2.800 mv di sana, cukup untuk memasok sistem Jawa Barat dan Banten menjadi mundur Bapak," ungkapnya.

Karena baru tadi pagi pukul 03.00 WIB, artinya lebih dari 8 jam sudah masuk posisi dingin, ini baru masuk satu 400 mv yaitu unit 3. Kemudian dari Gandul pasokan menuju ke Muara Karang dan kemudian ke Priok.

Sripeni menjelesakan, Priok dan Muara karang mendukung sistem kelistrikan di DKI Jakarta kedua pembangkit tersebut dirancang untuk cepat beroperasi. Namun, proses transfer yang memakan waktu lama maka listrik baru berhasil sampai pada pukul 18.00 WIB kemarin

Oleh karena itu, sambungnya, listrik yang sudah masuk ke rumah masyarakat mulai pukul 19.00-22.00 WIB. Akan tetapi, pihak PLN tetap melakukan transfer secara bertahap mengingat waktu emergency agar frekuensi tidak mengalami penurunan.

"Jadi memang hati-hati dalam kondisi emergency. Semuanya turun, maka kami harus menghidupkan satu persatu dengan cermat dan hati-hati.

Kami mengakui di dalam proses kami ada beberapa hal yang harus dipangkas dalam hal penormalan kembali, terutama cascading," kata Sripeni.

"Inilah kami mohon maaf karena cascading ini lah kami akui akan dipangkas kami akan satukan menjadi advance integrated control center akan mengkombinasi antara penyaluran dan distribusi dari 150 ke 20 kv. Itulah mungkin mudah-mudahan ini bisa lebih baik dalam rangka percepatan," tutup dia.





/129