Kantor Berita Ahlulbait

Sumber : Parstoday
Minggu

31 Maret 2024

15.07.32
1448009

Abad Asia, Awal Terbebasnya Dunia dari Sistem Barat yang Memalukan

Dalam satu dekade terakhir, istilah Kebangkitan Asia atau Abad Asia, telah berubah menjadi salah satu masalah penting dalam wacana strategis global.

Istilah Abad Asia, merupakan bukti paling baru sekaligus paling kuat dari perhatian masyarakat dunia terhadap Benua Asia yang terus meningkat dari hari ke hari. Di tahun-tahun pertama Abad-21, laporan-laporan terkait fenomena terus melemahnya kekuatan Amerika Serikat, dan tatanan global yang dipimpin negara itu, telah menyebabkan menguatnya ide Abad Asia. Asal muasal munculnya istilah Abad Asia, atau keyakinan akan dominasi politik dan budaya Asia, di dunia, adalah kesuksesan kekuatan-kekuatan besar Asia seperti Jepang, Cina, India, dan Iran, dalam beberapa dekade terakhir. Persepsi dominan terkait Abad Asia, kebanyakan sepertinya tidak hanya berkenaan dengan transformasi ekonomi di benua ini saja, tapi juga menyangkut dimensi struktural dan normatif. Abad Asia, pada kenyataannya adalah buah dari "Proses Menjadi Asia". Ia adalah sebuah proses yang menyebabkan berbagai wilayah Asia, masing-masing bekerja sama secara sinergis, dan progresif di bidang ekonomi, dan peradaban mereka yang unik. Asia hari ini, di tengah keragaman letak geografris dan politik, memiliki sebuah ciri khas yang sama yaitu pertumbuhan ekonomi yang cepat, dan konvergensi peradaban. Di abad baru, Asia, akan saling terhubung sebagai sebuah blok hiper-regional di berbagai dimensi ekonomi termasuk perdagangan, rantai nilai, produksi, dan investasi asing langsung. Dari sudut pandang ini, diharapkan pangsa pasar Asia, dari konsumsi global dan kelas menengah dunia hingga tahun 2040 mencapai 39,54 persen, naik sekitar 28,40 dibandingkan tahun 2017. Dunia Barat di Abad-20, berusaha memaksakan dominasinya di seluruh bidang ekonomi, militer, diplomasi dan politik, tapi seiring masuknya Abad-21, perimbangan kekuatan ekonomi dan politik berubah menjadi berpihak pada Asia. Realitasnya, hari ini, pusat gravitasi ekonomi dan politik global telah bergeser dari Eropa-Atlantik, ke arah Asia-Pasifik. Dapat dikatakan sejak dekade 1980-an sebuah perubahan strategis ke arah Timur, dalam aktivitas-aktivitas ekonomi, sudah dimulai, dan terus berlanjut, hingga pada tahun 2050 pusat gravitasi ekonomi dunia masih tetap di Asia.Sampai tahun 2050, tiga dari empat kekuatan ekonomi dunia selain Amerika Serikat, berasal dari Benua Asia, yaitu Cina, Jepang dan India. Maka dari itu dunia sedang berhadapan dengan redistribusi kekuasaan dari Barat ke Timur. Akan tetapi Kebangkitan Asia, bukan berarti lenyapnya pengaruh, dan infiltrasi Barat, terhadap dunia. Abad Asia berarti lenyapnya dominasi kekuatan ekonomi, politik, dan institusi-institusi Barat, di hadapan Timur. Di dunia modern, negara-negara Asia, bukan lagi pemain yang tergantung, lemah dan pengekor di arena internasional yang mengikuti kekuatan-kekuatan Barat, tapi perlahan-lahan mereka berubah menjadi pemain yang dalam banyak kasus punya independensi bertindak di hadapan dominasi negara-negara Barat. Masalah ini terlihat jelas dalam perang Ukraina dan Gaza. Nampak dalam perbedaan pandangan antara Rusia, Cina, di satu sisi, dengan Amerika Serikat, di sisi lain, di Dewan Keamanan PBB, dan langkah Iran, mengusir AS, dari wilayah Asia Barat. Sejauh ini, Iran sudah menunjukkan kepada dunia bahwa dia mampu mempermalukan kedigdayaan militer dan ideologi Barat dan AS, dengan bersandar kepada rakyat. Faktanya Republik Islam Iran, telah menciptakan sebuah poros baru untuk mengubah tatanan dunia terutama di Asia, dengan mendefinisikan pemikiran perlawanan, dan front perlawanan dalam menghadapi penindasan. Pemikiran yang telah membangkitkan kepercayaan diri di banyak negara yang disanksi Amerika Serikat, bahkan di benua-benua lain seperti Amerika Latin. Saat ini kekuatan-kekuatan berbasis peradaban Asia, termasuk Cina dan Iran, berusaha lebih kuat dibandingkan masa lalu untuk mengubah tatanan global sekarang sehingga bisa lebih merepresentasikan kepentingan, nilai-nilai dan norma bangsa-bangsa dunia, bukan hanya Barat. Oleh karena itu AS, perlahan-lahan tidak akan mampu lagi memimpin dunia, pasalnya berbeda dengan masa lalu, ia tidak akan memiliki lagi sumber-sumber yang diperlukan untuk melanjutkan kepemimpinannya atas kebijakan internasional. Selain itu karena perpecahan-perpecahan di dalam negeri yang terus meningkat, AS, tidak akan punya lagi kesiapan, dan dukungan publik untuk memainkan peran Polisi Dunia. Pemimpin Besar Revolusi Islam Iran, Imam Khamenei, sebelumnya terkait keruntuhan AS, mengatakan, "AS akan terpaksa mengakhiri dominasinya di dunia. Sekarang AS punya pangkalan militer di banyak kawasan dunia. Di kawasan kita, di Eropa, di Asia, pangkalan-pangkalan militer dengan personel yang banyak, dan dibiayai oleh negara malang yang menjadi lokasi pangkalan tersebut. Biaya-biaya pangkalan itu harus dibayar oleh negara tuan rumah, dan orang-orang Amerika, hanya makan dan diperlakukan sebagai tuan. Ini akan berakhir. Dominasi AS, di seluruh dunia akan berakhir." (HS) 

342/