Kantor Berita Ahlulbait

Sumber : ابنا
Kamis

7 Desember 2023

13.23.12
1418169

Dekan FUA IAIN Siber Syekh Nurjati Cirebon:

Iran Berhasil Mengembangkan Islam Moderat, Sehingga Hanya Fokus pada Pembangunan Negara

Dr. Anwar Sanusi, M.Ag dalam wawancaranya dengan ABNA mengatakan, "Keberhasilan Iran adalah mengembangkan konsep Islam Syiah yang moderat, sehingga berhasil membangun kebersamaan dan kemajuan. Warganya hanya fokus pada pembangunan negara dan tidak lagi disibukkan dengan isu-isu ikhtilaf. Umat Islam Sunni dan Syiah hidup harmonis di Iran dan bersama-sama berperan dalam membangun negaranya."

Menurut Kantor Berita Internasional ABNA, Dekan Fakultas Ushuluddin dan Adab IAIN Siber Syekh Nurjati Cirebon Dr. Anwar Sanusi, M.Ag turut bersama dengan delegasi dari Universitas Paramadina Jakarta dan Universitas Islam Al-Ihya Kuningan berada di Iran dari 14-28 November 2023 untuk mengikuti Short Course Pemikiran Islam di Masyhad dan Qom yang diselenggarakan oleh Pusat Short Course Universitas Internasional Almustafa Iran.

Berikut adalah wawancara yang dilakukan redaksi Kantor Berita ABNA terhadap pakar sejarah peradaban Islam kelahiran Kuningan ini:


ABNA: Apa yang melatarbelakangi ketertarikan anda untuk mengikuti Short Course yang digelar oleh MIU ini?

Pertengahan tahun 2023, tepatnya pada bulan Juni 2023 IAIN Syekh Nurjati Cirebon mengadakan Seminar Internasional dengan menghadirkan Prof. Dr. Hossein Mottaghi, Direktur Perwakilan Universitas Internaisonal Almustafa Iran di Indonesia. Kehadiran beliau sebagai salah satu narasumber dalam seminar tersebut adalah sebagai tindak lanjut dari MoU sebelumnya, yang telah disepakati antara kampus kami dengan Universitas Internasional Almustafa Iran. Sebagai bagian dari rangkaian acara seminar tersebut, ditandatangani MoU baru dan salah satu klausul MoU tersebut adalah kesepakatan untuk melakukan pertukaran mahasiswa, dosen serta aktivitas penelitian dan pengabdian. Kehadiran saya sebagai salah satu dari peserta Short Course yang diadakan Universitas Internasional Almustafa Iran ini adalah bagian dari kerjasama tersebut.


ABNA: Sebelum ke Iran, apa yang anda ketahui mengenai Iran dan menurut anda apakah memang Iran layak untuk dijadikan model pengembangan ilmu pengetahuan keislaman dan sains di dunia Islam?

Iran yg kami ketahui, dengan sejarahnya yang sangat panjang adalah sumber para filosof dan gudangnya ilmuan. Selain itu sesungguhnya banyak yg menarik tentang Iran. Terutama bagi saya pribadi, yang menarik dikaji dan diulik adalah konsep pemerintahan Wilayatul Faqihnya. Iran adalah satu-satunya negara di dunia ini yang menjalankan pemerintahan dan mengelola negaranya dengan konsep ini.

ABNA: Perspektif apa yang berubah setelah keberadaan anda di Iran?

Ada dua hal yg menjadi catatan saya pribadi. Pertama, Iran sebagai sebuah negara mampu melahirkan konsep kenegaraan yg kokoh ditengah badai embargo. Kedua, Iran lahir sebagai negara yg tertata dalam merajuk kebangsaan, kebhinekaan dan toleransi antar umat beragama.

ABNA: Iran senantiasa menyuarakan persatuan Islam, menurut anda apa memang itu diperlukan dunia Islam saat ini atau itu hanya propaganda Iran untuk menarik simpatik negara-negara Islam padahal yang sebenarnya adalah memiliki agenda terselubung sebagaimana yang kerap dicitrakan kepada Iran yang mayoritas berpenduduk Syiah?

Syiah sebagai sebuah ajaran dan aliran pemikiran dalam Islam tentu memiliki ciri-ciri yang berbeda dengan aliran pemikiran Islam lainnya. Keberhasilan Iran adalah mengembangkan konsep Islam Syiah yang moderat, sehingga berhasil membangun kebersamaan dan kemajuan. Warganya hanya fokus pada pembangunan negara dan tidak lagi disibukkan dengan isu-isu ikhtilaf. Umat Islam Sunni dan Syiah hidup harmonis di Iran dan bersama-sama berperan dalam membangun negaranya. Inilah yang membuat Iran percaya diri untuk mengajak negara-negara Islam yang meski berbeda mazhab untuk menjalin persatuan dan menguatkan ukhuwah, sebab secara internal Iran telah berhasil mengelola perbedaan untuk membangun kemajuan bersama.


ABNA: Menurut anda, nilai positif apa yang bisa diambil dari masyarakat Iran yang itu bermanfaat jika diterapkan dan dikembangkan di Indonesia?

Saya terkesan dengan konsep Wilayatul Faqih yang diterapkan di Iran. Bukan hendak menirunya seratus persen, tapi esensi dari konsep pemerintahan ini. Bahwa orang-orang yang duduk di pemerintahan dan lembaga-lembaga negara yang menjadi penentu kebijakan diisi tidak sembarangan orang, tapi memiliki kriteria yang baik dengan pensaringan yang sangat ketat. Wilayatul Faqih diisi oleh para ilmuan yang memang ahli dalam bidangnya masing-masing, sehingga produk kebijakan yang dikeluarkanpun sangat baik untuk kemajuan negara dan kepentingan rakyat luas. 

ABNA: Terimakasih atas waktu anda.

Sama-sama.