Sayid Ebrahim Raisi, Presiden Republik Islam Iran dalam acara penganugerahan Mustafa Prize hari Jumat (29/9/2023) mengatakan, "Penghargaan Mustafa digelar untuk menghormati posisi ilmu dan pengetahuan, sekaligus menunjukkan bahwa salah satu dari sifat Nabi Muhammad Saw adalah keilmuannya,".
"Kedudukan keilmuan Nabi Muhammad saw adalah kedudukan tertinggi, dan dalam salah satu sabdanya, beliau mengartikan ilmu terdiri dari tiga hal, yaitu: pemikiran dan keyakinan ilahi, serta akhlak mulia, " ujar Raisi.
"Ilmu yang bermanfaat adalah ilmu yang digunakan untuk kebahagiaan manusia dan untuk membuka simpul-simpul dalam kehidupan manusia serta dapat menemukan rumus-rumusnya dengan menggunakan segala kemampuan yang telah Allah titipkan pada alam dan kemampuan manusia," tegasnya.
Menurut Presiden Iran, jika ilmu pengetahuan hanya digunakan untuk memperoleh kekuasaan, kekayaan, penjajahan, dan eksploitasi, maka akan menyebabkan kehancuran umat manusia.
"Dalam sejarah Islam, Anda dapat melihat bahwa dengan dimulainya dakwah Nabi, peradaban Islam didirikan, dan gerakan ilmiah ini menciptakan lompatan pada abad ketiga dan keempat dalam sejarah.Ilmu pengetahuan dan peradaban di Eropa berhutang pada lompatan di dunia Islam," papar Raisi.
Mengenai penyelenggaraan Mustafa Prize, Presiden Iran mengungkapkan bahwa penghargaan Mustafa bukan sekedar penghargaan terhadap ilmu pengetahuan, melainkan dua sayap ilmu pengetahuan, yaitu keimanan dan agama, serta menyampaikan bahwa misi dari penghargaan Mustafa adalah untuk membawa kemakmuran, kebahagiaan, dan peradaban modern bagi umat manusia.(PH)
342/