Kantor Berita Ahlulbait

Sumber : Parstoday
Senin

15 Mei 2023

11.03.49
1365869

Salah perhitungan, Penyebab Utama Kejahatan Terbaru Zionis di Gaza

Sayid Hassan Nasrallah, Sekretaris Jenderal Hizbullah Lebanon dalam pidatonya merujuk pada perang Zionis Israel baru-baru ini terhadap Jalur Gaza, menyebut kesalahan perhitungan Benjamin Netanyahu sebagai penyebab utama perang ini.

Sejak hari Selasa (09/05/2023), tentara Zionis Israel telah memulai babak baru serangan terhadap Jalur Gaza, yang sejauh ini telah menyebabkan 33 syahid dan 147 luka-luka.

Rezim Zionis mengklaim bahwa alasan serangan ini adalah pembunuhan terhadap para perencana serangan terhadap para pemukim zionis dalam beberapa bulan terakhir.

Sekalipun demikian, Sayid Hassan Nasrallah, dalam pidatonya Sabtu (13/5) malam, menjelaskan motivasi Netanyahu untuk menginvasi Gaza dalam 4 kasus dan mengatakan, Motivasi Netanyahu untuk agresi jelas; 1. Menghidupkan kembali daya tangkal dan pemulihannya. 2. Melarikan diri dari krisis internal. 3. Memperbaiki perpecahan dan disintegrasi kabinet koalisi dan 4. Memperbaiki situasi politik dan elektoral.

Nasrulah: Plot Zionis terhadap Front Perlawanan Palestina Gagal

Menurut Sekretaris Jenderal Hizbullah Lebanon, tujuan tersebut adalah hasil dari salah perhitungan Benjamin Netanyahu.

Namun pertanyaan pentingnya adalah mengapa perhitungan Netanyahu salah?

Poin pertama adalah bahwa tentara Zionis Israel telah mengalami semacam perpecahan dalam 4 bulan terakhir dan sekelompok pasukan tentara telah bergabung dengan para pengunjuk rasa menentang kabinet Netanyahu.

Perang terhadap Gaza tidak dapat memulihkan kohesi dan integritas tentara Zionis Israel.

Poin kedua adalah Netanyahu salah perhitungan karena perang terhadap jalur Gaza tidak dapat mengurangi krisis di Wilayah Pendudukan dan menghentikan protes terhadap kabinet Netanyahu.

Kabinet Netanyahu mulai menjabat Januari lalu, dan selama periode ini, dia menyaksikan demonstrasi besar-besaran dan ratusan ribu orang pada hari Sabtu selama 18 minggu berturut-turut.

Kesalahpahaman Netanyahu adalah bahwa dengan menggelar perang terhadap Jalur Gaza, dia beranggapan dapat mengakhiri protes ini dan mengakhiri krisis internal.

Sayid Hassan Nasrallah, Sekretaris Jenderal Hizbullah Lebanon dalam pidatonya merujuk pada perang Zionis Israel baru-baru ini terhadap Jalur Gaza, menyebut kesalahan perhitungan Benjamin Netanyahu sebagai penyebab utama perang ini.

Namun bukan hanya itu tidak terjadi, tetapi hari Minggu justru ada demonstrasi besar-besaran melawan rezim Zionis yang diadakan di Inggris.

Poin ketiga terkait salah perhitungan Netanyahu adalah bahwa dia berpikir dengan perang ini dia dapat menciptakan perpecahan antara Jihad Islam dan gerakan Hamas dan selain melemahkan kekuatan pencegahan kelompok-kelompok Palestina, dia berharap dapat meningkatkan kekuatan pencegahan rezim Zionis.

Kesalahan persepsi Netanyahu ini dalam praktiknya bukan hanya dapat mempertahankan integritas serta kohesi kelompok Palestina, tetapi Hamas juga memperingatkan rezim ini tentang kelanjutan serangan terhadap Gaza.

Sayid Hassan Nasrallah dalam hal ini mengatakan, Perhitungan Netanyahu gagal. Niatnya untuk menargetkan Jihad Islam dan memecah belah kelompok Palestina serta menciptakan fitnah di antara kekuatan perlawanan. Mereka ingin menyerang para komandan utama Brigade Al-Quds dan melenyapkan komando langsung dari unit misil. Netanyahu mengira bahwa dengan rencana ini, komando militer Jihad Islam akan runtuh dan kekuatan pencegahan mereka terhadap Gaza akan dipulihkan, tetapi pemimpin Jihad Islam, setelah pembunuhan para komandan sayap militer gerakan ini, bertindak dengan pandangan jauh ke depan dan tenang. Melakukan konsulitasi dengan komando Brigade Al-Qassam agar posisi perlawanan seragam dan bersatu. Musuh sedang menunggu reaksi dari Jihad Islam, dan ketika komando kelompok perlawanan bertindak dengan tenang, musuh menjadi bingung.

Gencatan Senjata Baru Dimulai, Israel sudah Melakukan Pelanggaran

Poin keempat kembali pada persepsi Netanyahu bahwa dengan membunuh para komandan, perlawanan akan melemah, tetapi ketidakbenaran asumsi ini sebenarnya sudah terbukti bertahun-tahun yang lalu, dan perlawanan bukan hanya tidak menjadi lemah dengan pembunuhan para komandan, tetapi justru menjadi lebih kuat.

Sekaitan dengan hal ini, Sayid Hassan Nasrallah mengatakan, Salah satu kekuatan gerakan perlawanan di Palestina dan kawasan ini adalah bahwa mereka memiliki banyak kekuatan dalam memperbaiki infrastruktur mereka dengan cepat. Meskipun komandan perlawanan telah diteror, kelompok perlawanan di kawasan tidak melemah. Bukan saja mereka tidak melemah, tetapi darah murni yang tumpah ini memberi lebih banyak momentum untuk perlawanan. Brigade Al-Quds, dengan cepat memperbaiki infrastruktur komandonya, mengejutkan dan mengalahkan musuh dengan menembakkan roket ke selatan Tel Aviv dan Al-Quds.(sl)

342/