David N. Yaghoubian, profesor sejarah di California State University hari Jumat (5/5/2023) menanggapi kunjungan Presiden Iran, Ayatullah Sayid Ebrahim Raisi ke Suriah,dan reaksi Gedung Putih terhadap lawatan tersebut.
"Amerika tidak mendukung normalisasi hubungan Suriah dengan negara lain. Sebab normalisasi ini merupakan kegagalan akhir dari perang kotor Amerika di Suriah," ujar Yaghobian.
"Miliaran dolar dihabiskan untuk mendukung kelompok teroris takfiri dalam rangka menggulingkan pemerintah Suriah, dan menghancurkan ini. AS menghabiskan uang untuk memperkenalkan rezim boneka di Damaskus yang mendukung rezim apartheid Israel dan penjajah dataran tinggi Golan," tegasnya.
Yagoubian menunjukkan bahwa kelanjutan pendudukan militer ilegal AS di wilayah Suriah dan pencurian sumber daya alamnya dengan dalih memerangi kelompok teroris, serta mempertahankan serangkaian sanksi sekunder ilegal, adalah satu-satunya alat yang dapat digunakan oleh AS untuk menjaga dirinya tetap eksis.
"Tentu saja, Amerika adalah aktor perusak di Suriah dan kebijakan ini adalah contoh lain dari keputusasaan Amerika," ungkapnya.
Presiden Republik Islam Iran, Ayatullah Sayid Ebrahim Raisi melakukan perjalanan ke Suriah untuk memenuhi undangan resmi Presiden Suriah Bashar Al-Assad. Pemimpin kedua negara dalam lawatan ini menyaksikan penandatangan 14 dokumen kerja sama di berbagai bidang (PH)
342/