31 Mei 2025 - 18:26
Source: Parstoday
Terulang Lagi, AS Tambah Penjualan Senjata ke Asia dengan Dalih Ancaman Cina

Menteri Pertahanan Amerika Serikat, mengatakan negara ini menambah penjualan senjata di Asia, karena sekutu-sekutu Washington harus menambah biaya pertahanan dan militernya guna menghadapi ancaman Cina.

Pete Hegseth, Sabtu (31/5/2025) memperingatkan bahwa ancaman Cina, nyata dan segera terjadi, oleh karena itu ia mendorong sekutu-sekutu AS di kawasan Indo-Pasifik, untuk mengeluarkan biaya lebih besar di bidang pertahanan.

Menhan AS yang untuk pertama kalinya berpidato di Shangri La Dialogue, Singapura, menegaskan bahwa kawasan Indo-Pasifik, merupakan prioritas bagi Presiden Donald Trump.Pada kesempatan itu, Hegseth menyampaikan statemen keras terhadap Cina. Ia menuturkan, “Tidak ada alasan untuk membesar-besarkan, ancaman yang diciptakan Cina, adalah nyata, dan bisa terjadi dalam waktu dekat.”

Hegseth menambahkan, “Setiap upaya yang dilakukan Cina, untuk menguasai Taiwan, akan menimbulkan dampak-dampak destruktif bagi kawasan Indo-Pasifik, dan dunia.”Lebih lanjut Menhan AS menjelaskan, “Ini harus jelas bagi semua bahwa Cina, terbukti sedang bersiap menggunakan kekuatan militer untuk mengubah perimbangan kekuatan di Indo-Pasifik.”

Sebelumnya Pete Hegseth, mengkritik sekutu-sekutu AS di Eropa, karena tidak mau menambah biaya pertahanan mereka. Di bulan Februari 2025, di sebuah jumpa pers di markas NATO, di Brussels, Hegseth, memperingatkan Eropa untuk tidak bersikap seperti orang bodoh di hadapan AS.

Sehubungan dengan ini Presiden Prancis, Emmanuel Macron, Jumat lalu saat berpidato di Shangri La Dialogue, di Singapura, mengatakan, Menhan AS benar-benar meminta Eropa untuk menambah anggaran pertahanannya.

AS meski pada tahun 1979 secara resmi mengakui secara resmi Kebijakan Satu Cina, melalui tiga pernyataan resmi bersama Beijing, dan memutus hubungan diplomatik dengan Taiwan, tapi dalam beberapa tahun terakhir sejumlah Presiden AS mengambil kebijakan berbeda dengan Cina.

Di antara kebijakan Presiden AS itu adalah menjual persenjataan militer, dan menjalin hubungan diplomatik dengan Taiwan, bahkan terus meningkatkan hubungan tersebut.Sebagaimana ditegaskan oleh Resolusi 2578 PBB, Taiwan adalah bagian dari Cina, dan pemerintah Beijing, mengaku akan menggunakan kekerasan jika diperlukan untuk menggabungkan kembali wilayah ini.

Sementara itu, pemerintah Taiwan, menolak kedaulatan Cina, dan mengklaim hanya rakyat kepulauan ini yang bisa menentukan masa depan mereka. 

342/

Your Comment

You are replying to: .
captcha