16 Maret 2025 - 17:27
Source: Parstoday
Dari Pengusiran Mahasiswa Penentang Genosida di Gaza hingga Penutupan Jaringan Televisi; Kebebasan Berbicara, Gaya Amerika!

Aktivis politik dan pengguna media sosial X mengkritik langkah AS mencabut izin mahasiswa pro-Palestina di Universitas Columbia dalam cuitan terbarunya.

Seyyed Mohammad Hosseini, dosen Universitas Tehran dalam cuitannya di X pada hari Sabtu menyoroti peran Amerika Serikat dalam menekan para pendukung Palestina.

Menurut Pars Today, Hosseini menulis,"Universitas Columbia di Amerika Serikat mengumumkan telah mencabut gelar sejumlah mahasiswa yang berpartisipasi dalam protes mendukung Palestina tahun lalu! Inilah kebebasan berbicara ala Universitas Columbia!!!

Fouad Izadi, profesor di Universitas Tehran dalam cuitannya di X mengatakan,"Metode baru Universitas Columbia di Amerika Serikat dalam menangani mahasiswa yang mendukung rakyat Palestina dengan mencabut gelar sarjana, magister, dan doktor dari mahasiswa yang berpartisipasi dalam demonstrasi dan akan segera lulus atau telah lulus. Banyak lagi yang diskors atau dipecat".

Pemutusan jaringan Al-Aqsa; Kebebasan media

Aktivis politik Hassan Abedini dalam sebuah tweet di jejaring sosial X mengenai pemutusan jaringan Al-Aqsa menulis, "Amerika Serikat, berkolusi dengan sekutu Eropa untuk menutupi kejahatan rezim Zionis, bahkan melanggar Amandemen Pertama Konstitusi, termasuk kebebasan berbicara, kebebasan beragama, dan kebebasan media, dengan memutus jaringan Al-Aqsa dari satelit. Media Gerakan Perlawanan Islam Palestina (Hamas) ini menceritakan kehidupan orang-orang yang terkepung di Palestina".

Mengabaikan kejahatan Netanyahu

Politisi Inggris dan mantan anggota parlemen Inggris George Galloway menulis tentang pengabaian masyarakat internasional terhadap kejahatan Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu dengan mengatakan,"Saya pikir kita harus berhenti berbicara tentang hukum internasional. Tidak ada kepura-puraan keadilan ketika Netanyahu, dengan surat perintah penangkapan terhadapnya, dapat bepergian ke mana saja sementara Duterte, mantan pemimpin Filipina, dibawa ke Den Haag".

Rasa sakit dan penderitaan pasien Palestina

Seyyed Mohammad Marandi, profesor sastra Inggris dan studi Oriental di Universitas Tehran membahas penderitaan warga Palestina di Gaza dalam sebuah tweet di jejaring sosial X dengan mengatakan,"Haya Subeh, seorang gadis Palestina berusia empat tahun, telah menderita kanker  ganas selama sepuluh bulan, dengan tumor menyebar dengan cepat ke seluruh tubuh kecilnya, membuatnya terus-menerus merasakan sakit. Ia sangat membutuhkan perawatan khusus, tetapi rezim Israel terus menghalangi aksesnya terhadap perawatan medis".

Kampanye untuk mengakhiri pembersihan etnis di Gaza

Politikus Inggris Jeremy Corbyn menulis dalam sebuah tweet di jejaring sosial X tentang pembersihan etnis di Gaza dengan mengatakan,"Israel tidak mengizinkan satu pun truk bantuan kemanusiaan memasuki Gaza selama 12 hari ini. Bergabunglah bersama kami pada hari Sabtu untuk menuntut diakhirinya pembersihan etnis dan tunjukkan bahwa kami tidak akan pernah goyah dalam dukungan kami terhadap rakyat Palestina".(PH)

342/

Your Comment

You are replying to: .
captcha