Marco Rubio, Jumat (14/3/2025) menuduh Ebrahim Rasool, Dubes Afsel untuk AS, mengungkapkan kebencian ras, dan membenci AS serta presidennya, sehingga menganggapnya sebagai persona nongrata, dan mengusirnya.
Berikut ini adalah riwayat hidup singkat Ebrahim Rasool, Dubes Afrika Selatan yang anti-Apartheid,
Diasingkan ke Cape Flats
Ebrahim Rasool, pada 15 Januari 1962 dilahirkan di distrik enam Cape Town, Afrika Selatan. Saat berusia sembilan tahun, setelah pemerintah Apartheid mengumumkan distrik itu sebagai wilayah khusus kulit putih, ia bersama keluarganya diusir dan mengungsi ke Cape Flats.
Tidak lama setelah itu, Rasool masuk gerakan anti-Apartheid. Ia menduduki posisi penting di Front Demokratik Bersatu, UDF, dan Kongres Nasional Afrika, ANC.
Beberapa kali dijebloskan ke penjara, dan secara rutin menjadi tahanan rumah. Antara tahun 1991 dan 1994, Rasool, diangkat menjadi Asisten Rektor Universitas Western Cape, dan bendahara Kongres Nasional Afrika, tingkat provinsi.
Sejak tahun 2004 hingga 2008, Ebrahim Rasool, terpilih sebagai Bupati Western Cape, dan sejak tahun 2009 hingga 2010, terpilih sebagai anggota Dewan Nasional Afrika Selatan.
Duta Besar Afrika Selatan
Ebrahim Rasool, sejak tahun 2010 hingga 2015 untuk pertama kalinya terpilih sebagai Duta Besar Afrika Selatan, untuk Amerika Serikat. Sejak November 2024 untuk kedua kalinya ia diangkat sebagai Dubes Afsel untuk AS.
Akan tetapi sejak naiknya Donald Trump, sebagai Presiden AS, pada Januari 2025, Ebrahim Rasool tidak diperbolehkan menghadiri pertemuan rutin dengan para pejabat Departemen Luar Negeri AS, dan tokoh-tokoh kunci Partai Republik lagi. Akhirnya ia dinyatakan sebagai persona nongrata, dan diusir dari AS oleh Marco Rubio.
Situs Semafor, mengutip salah seorang diplomat Afrika Selatan, di Washington menulis, “Kemungkinan alasan pemutusan kerja sama ini adalah kritik Ebrahim Rasool, terhadap Israel, sebelumnya.”
Menurut diplomat itu, seorang Muslim, bernama Ebrahim, dengan rekam jejak politik mendukung Palestina, pada situasi saat ini kecil kemungkinannya bisa berhasil pada posisinya sebagai dubes di AS.
Memburuknya Hubungan
Hubungan Afsel dan AS, mulai memburuk sejak gugatan hukum Afsel, terhadap Israel, di Mahkamah Internasional, ICJ, pada Desember 2023, atas tuduhan genosida, dan sejak saat itu hubungan kedua negara dari hari ke hari selalu penuh ketegangan.
Presiden AS Donald Trump, hari Jumat mengatakan, AS akan menghentikan seluruh bantuan finansial federal ke Afrika Selatan. Sebelumnya Washington telah menangguhkan bantuan untuk Afsel sebagai protes, dan dengan dalih diskriminasi terhadap kulit putih, serta gugatan Afsel terhadap Israel, di ICJ.
Menanggapi langkah Presiden AS, dan apa yang disebutnya sebagai agresi terhadap aset serta tanah Afrika Selatan, pemerintah Cape Town, menghentikan aktivitas perusahaan-perusahaan AS di negara itu, dan menyetop ekspor bahan tambang ke AS. (HS)
342/
Your Comment